Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie mengaku enggan terlibat lagi dalam Tim Monitoring Pengawasan Peredaran Barang Ilegal yang dibentuk beberapa waktu lalu.
"Saya dibohongi, disuruh pimpin rapat, tahu-tahu di belakang main semua," kata M Zeet saat membuka kegiatan Komisi Penyiaran Informasi Daerah Provinsi Kalbar di Pontianak, Selasa.
Ia melanjutkan, setelah mengetahui kalau tim tersebut tidak lagi berlaku semestinya, M Zeet tidak mau lagi memimpin rapat.
"Saya tidak mau lagi, di tim pun tidak ada honor," katanya menegaskan.
Tim monitoring dibentuk dengan tujuan terutama untuk mengatasi maraknya gula ilegal di Kalbar.
Tim tersebut ikut melibatkan Polda Kalbar melalui Direskrimsus Kombes Widodo.
M Zeet Hamdy Assovie menuturkan, Malaysia merupakan negara yang tidak mempunyai pabrik gula dan perkebunan tebu.
Gula-gula yang masuk ke Malaysia berasal dari berbagai negara seperti Pakistan, Thailand, Bangladesh dan China.
Gula tersebut ikut masuk ke Indonesia dan membuat petani tebu kesulitan karena harga kalah bersaing.
Namun yang disampaikan ke media, ketika terjadi penangkapan gula ilegal, membuat harga naik dan warga kesulitan untuk membeli.
"Padahal biasanya kita juga membeli gula dengan harga Rp14 ribu per kilogram," kata dia.
Sayangnya, ujar dia, selama ini tidak pernah diungkap siapa kartel yang bermain di Kalbar. Bahkan, ungkap dia, kartel pun diduga sudah masuk ke media dan semuanya mau mendapat keuntungan.
"Memangnya saya tidak tahu," kata M Zeet Hamdy.
T011
Sekda Kalbar Kecewa Tim Monitoring Barang Ilegal
Selasa, 3 Desember 2013 13:31 WIB
kartel pun diduga sudah masuk ke media