Ditemui di PRGB Kapuas Hulu, jalan KS Tubun Putussibau, HZ (6) terbaring lemah dan mengerang karena komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya sejak lahir.
"Sakit dari lahir, kena katarak, jantung bocor dan paru-paru," kata Yasa Medropa (30) ibunda pasien di PRGB Putussibau.
Terbatasnya sarana kesehatan di daerah tersebut membuat penanganan pasien gizi buruk semakin parah. Ketika hendak berobat ke Putussibau perlu biaya besar.
"Nggak pernah diperiksa. Karena tempat kami jauh pedalaman, disana jauh dari Puskesmas. Kendalanya juga biaya untuk milir-mudik berobat ke Putussibau mahal. Minyak ongkos jalan satu juta, lima jeriken minyak PP ke Putussibau," kata Yasa Medropa.
Setelah melihat kondisi anaknya semakin parah, Yasa bersama suami memutuskan pergi ke Puskesmas yang mudah dijangkau, namun karena penyakit anaknya tidak bisa ditangani di Puskesmas, oleh dokter mereka disarankan ke PRGB Putussibau
"Karena terbatasnya saran fasilitas berobat, mempersulit kami mengobati anak. Kita awalnya pasrah ingin menunggu milir saja," ujar dia.
Dikatakan Yasa, anaknya yang menderita penyakit komplikasi itu pun belum pernah dibawa ketika ada Posyandu, pasalnya kala itu Posyandu di daerah merek pun tidak aktif.
"Posyandu ada baru sekarang, dulu ndak pernah dibawa Posyandu," kata dia.
Ditambahkan Yasa berat badan anaknya semakin menurun. Jika pertama kali datang ke PRGB ditimbang dengan berat 9,2 kilo, sekarang menurun jadi 9,1 kilo.
"Dia ndak mau makan, minum susu pun kurang," ungkapnya.