PBB, New York (Antara Kalbar) - Hampir satu dari tujuh anak
di dunia, sebanyak 300 juta, hidup di daerah dengan tingkat polusi udara
sangat beracun --enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan panduan
internasional, kata Dana Anak PBB (UNICEF).
Laporan
tersebut, "Clear the Air for Children", menggunakan citra satelit yang
memperlihatkan untuk pertama kali berapa jumlah anak yang terpajan udara
luar rumah yang melampaui panduan global yang ditetapkan oleh
Organisasi Kesehatan (WHO), dan tempat mereka hidup di seluruh dunia.
Temuan itu dikeluarkan satu pekan sebelum Konferensi Ke-22 Semua
Pihak (COP 22) ke Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
(UNFCCC) di Marrakesh, Marokko, tempat UNICEF menyeru para pemimpin
dunia agar melakukan tindakan mendesak guna mengurangi poluasi udara di
negara mereka.
"Polusi udara adalah faktor penyumbang utama
dalam kematian sebanyak 600.000 anak yang di bawah lima tahun --dan itu
mengancam kehidupan serta masa depan jutaan anak lagi setiap hari," kata
Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake.
"Zat polusi bukan
hanya membahayakan perkembangan paru-paru anak kecil --zat itu
sesungguhnya dapat melintasi penghalang darah-otak dan secara permanen
merusak perkembangan otak mereka-- dan, demikian juga, masa depan
mereka," kata Lake, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di
Jakarta, Selasa pagi. "Tak ada masyarakat yang boleh mengabaikan polusi
udara." Citra satelit mengkonfirmasi bahwa sebanyak dua miliar anak
hidup di daerah tempat polusi udara di luar rumah --yang disebabkan oleh
berbagai faktor seperti buangan kendaraan, penggunaan sangat banyak
bahan bakar fosil, debu dan pembakaran sampah-- melapampaui panduan
minimum kualitas udara yang ditetatpkan oleh WHO.
Asia
Selatan memiliki jumlah paling banyak anak yang hidup di daerah semacam
itu, dengan jumlah 620 juta, dan Afrika mengikuti dengan 520 juta anak.
Di Asia Timur dan Wilayah Pasifik terdapat 450 juta anak yang hidup di
daerah yang melampaui batas panduan, kata laporan tersebut.
Sementara itu, studi tersebut juga mengkonfirmasi sangat banyak korban
akibat polusi udara, yang secara umum disebabkan oleh penggunaan bahan
bakar seperti batu bara dan kayu untuk memasak dan penghangat, sehingga
sangat mempengaruhi anak-anak di daerah pedesaan --yang memiliki
penghasilan rendah.
Secara bersama, polusi udara di dalam
dan luar rumah secara langsung berkaitan dengan radang paru-paru dan
penyakit lain pernafasan yang menyebabkan hampir satu dari 10 kematian
anak yang berusia di bawah lima tahun, sehingga polusi udara menjadi
salah satu bahaya utama bagi kesehatan anak-anak.
Anak-anak
lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa terhadap polusi udara di
dalam dan luar rumah sebab sistem kekebalan, otak dan paru-paru mereka
masih berkembang dan saluran pernafasan mereka lebih mudah ditembus.
Anak kecil juga bernafas lebih cepat dibandingkan dengan orang
dewasa, dan menghirup relatif lebih banyak udara daripada berat tubuh
mereka. Yang paling terancam kerugian, yang sudah cenderung memiliki
kesehatan lebih buruk dan akses tak layak ke layanan kesehatan, adalah
yang paling rentan terhadap penyakit akibat udara tercemar.
UNICEF, menurut siaran pers yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New
York, meminta para pemimpin dunia yang menghadiri COP 22 agar melakukan
empat langkah mendesak di negarai mereka guna melindungi anak-anak dari
polusi udara: -- Mengurangi polusi: Semua negara mesti beusaha untuk
memenuhi panduan kualitas udara global guna meningkatkan keselamatan dan
kesejahteraan anak-anak. Untuk mewujudkan itu, semua pemerintah mesti
mensahkan berbagai tindakan seperti mengurangi pembakaran bahan bakar
fosil dan menanam modal pada sumber daya energi terbarukan serta
efisiensi energi.
-- Meningkatkan akses anak-anak ke
perawatan kesehatan: Menanam modal pada seluruh perawatan kesehatan
anak-naka, termasuk kegiatan imunisasi dan peningkatan pengetahuan,
penanganan masyarakat dan jumlah anak yang mencari pengobatan radang
paru-paru (pembunuh utama anak-anak yang berusia di bawah lima tahun),
akan meningkatkan keuletan mereka terhadap polusi udara serta kemampuan
mereka untuk pulih dari penyakit dan kondisi yang berkaitan dengannya.
-- Memperkecil pemajaan anak-anak: Sumber polusi seperti pabrik tak
boleh berada di lingkungan sekolah dan tempat bermain. Penanganan
sampah secara lebih baik dapat mengurangi jumlah sampah yang dibakar di
dalam masyarakat. Kompor yang lebih bersih dapat membantu meningkatkan
kualitas udara di dalam rumah. Mengurangi seluruh polusi udara dapat
membantu mengurangi pemajaan anak-anak.
-- Memantau polusi
udara: Pemantauan yang lebih baik telah ditingkatkan untuk membantu
anak-anak, pemuda, keluarga dan masyarakat mengurangi pemajaan mereka
terhadap polusi udara, memperoleh lebih banyak keterangan mengenai
penyebabnya, dan menyarankan perubahan yang membuat udara lebih aman
untuk dihirup.
"Kita melindungi anak-anak kita ketika kita melindungi kualitas udara kita. Keduanya inti bagi masa depan kita," kata Lake.
UNICEF menyarankan tingkat polusi udara yang lebih rendah, dan
pada saat yang bekerja di lapangan guna melindungi anak-anak dari
dampaknya.
Badan PBB itu mendukung pengembangan, pembagian
dan penggunaan kompor yang lebih bersih di Bangladesh, Zimbabwe dan
negara lain, dan bekerja melalui sebagian program negerinya guna
mengurangi dampak polusi udara luar rumah pada kesehatan anak-anak.
UNICEF juga mendukung program untuk meningkatkan akses anak-anak ke
perawatan kesehatan berkualitas dan memberi mereka vaksin untuk
melindungi mereka dari kondisi seperti radang paru-paru.
/Xinhua-OANA
UNICEF: 300 Juta Anak di Dunia Hirup Udara Sangat Beracun
Selasa, 1 November 2016 8:35 WIB