Pontianak (Antara Kalbar) - Sales Executive Region IV Pertamina, Andre Wisnu Wardana mengungkapkan akan ada pengurangan kuota elpiji bersubsidi di Kabupaten Kayong Utara seiring semakin sedikitnya jumlah penduduk miskin sebagai sasaran distribusi.
"Seperti halnya tahun ini pemerintah memotong kuota elpiji tabung isi tiga kilogram dari 27 ton menjadi 20 ton," kata Andre Wisnu Wardana saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji di masyarakat, Pertamina menawarkan produk baru dengan berbagai keunggulan. Salah satunya seperti yang sudah disosialisasikan bahwa elpiji tabung tiga kilogram adalah gas bersubsidi untuk masyarakat miskin sementara bagi kalangan mampu yang nonsubsidi.
Saat ini, sudah ada produk yang lebih efisien berupa Bright gas 5,5 kilogram. Ia menambahkan dengan masih adanya elpiji tiga kilogram yang digunakan oleh keluarga mampu maka diharapkan pengguna yang tidak berhak beralih ke Bright Gas 5,5 kilogram.
Ia mengakui pendistribusian gas bersubsidi ke Kabupaten Kayong Utara perlu memperhatikan kondisi cuaca mengingat sebagian wilayah kabupaten itu merupakan kepulauan.
"Pertamina perlu memastikan distribusi elpiji tiga kilogram ke pulau tersebut tidak terputus, sementara di sisi lain kondisi cuaca cukup berbahaya karena ketinggian ombak. Jadi pendistribusian elpiji tiga kilogram terkadang berhadapan dengan ancaman keselamatan," kata Andre.
Selain itu kondisi infrastruktur juga sangat menentukan mengingat di beberapa wilayah Kabupaten Kayong Utara infrastruktur belum memadai sehingga perlu upaya lebih untuk mendistribusikan elpiji subsidi tersebut.
Sementara itu, Direktur PT Citra Inti Nusantara (CIN), salah satu agen penyalur elpiji tiga kilogram, Yan Andria mengatakan selama ini pihaknya hanya menyampaikan elpiji dari depo ke pangkalan-pangkalan yang ada di Kabupaten Kayong Utara.
Menurut dia, selama proses distribusi, dilakukan hingga ke lokasi pangkalan itu berada dan untuk wilayah kepulauan atau pedalaman, PT CIN mengirim ke lokasi terdekat dan menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
"Kita kirim elpiji ke lokasi lokasi terdekat dan untuk wilayah kepulauan kita sampaikan ke lokasi yang disepakati sehingga pangkalan elpiji dapat dengan mudah untuk mendistribusikan kembali," kata Yan Andria.
Ia menjelaskan untuk Kayong Utara, dalam proses distribusi dan pengawasan, pemerintah kabupaten sangat ketat dalam pengawasan elpiji bersubsidi.
"Pemerintah kabupaten cepat mengeluarkan regulasi untuk pengawasan distribusi elpiji bersubsidi bahkan sudah ada SK Bupati yang mengatur harga eceran tertinggi, dan ini merupakan kabupaten pertama yang mempelopori aturan se Kalbar," katanya.
Untuk harga eceran di Kabupaten Kayong Utara, berdasarkan dengan SK Bupati mengalami penyesuaian tergantung dengan jarak dan kondisi topografinya sehingga harga yang diterima oleh masyarakat relatif terukur dan tidak melampaui harga yang ditetapkan yakni antara Rp16.500 hingga Rp23.000 pertabung tiga kilogram.
Salah seorang ibu rumah tangga Lina mengatakan ketersedian elpiji tiga kilogram di berbagai toko mulai sulit dicari. Padahal, menurut dia, sebelumnya mudah didapat di toko terdekat. Namun kini, hanya dijual di toko-toko tertentu dan itu pun menurutnya persediaan hanya sedikit saja.
"Biasanya saya beli tabung gas isi ulang di warung dekat sini, sekarang harus agak jauh, itu pun hanya sedikit persediaan. Biasanya juga kehabisan saat mau beli, kata penjualnya sih biasanya sore baru datang," ujar warga Jalan Bhayangkara ini.
Ia berharap, walaupun pemerintah nantinya akan membatasi subsidi elpiji tiga kilogram, yang penting adalah distribusi tidak mengalami kendala sehingga masyarakat mudah mencari. Ketergantungan mereka terhadap bahan bakar elpiji kini sangat tinggi.
"Yang penting mudah didapat, tidak seperti sekarang yang mulai sulit mendapatkannya, padahal ibu-ibu seperti saya sangat membutuhkan gas untuk memasak di rumah," katanya menegaskan.
Pemerintah Kurangi Kuota Elpiji Bersubsidi Kayong Utara
Kamis, 23 Februari 2017 14:02 WIB