Pontianak (Antara Kalbar) - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Kalimantan Barat memprotes kebijakan maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) karena dinilai tidak adil lantaran menurunkan komisi untuk agen travel dari penjualan tiket pesawat.
"Kami Asita Kalbar menyatakan menolak kebijakan hal tersebut. Asita seluruh Indonesia melalui pengurus pusat juga semua menolak," ujar Ketua Asita Kalbar, Henray Nugroho di Pontianak, Minggu.
Henray menjelaskan pihaknya akan terus mendesak agar kebijakan dari Garuda Indonesia tersebut bisa dibatalkan. Dia meminta maskapai berplat merah tersebut bisa mencabut keputusan itu.
"Ujung tombak penjualan tiket maskapai Garuda Indonesia ada pada agen travel. Mereka ini lah yang membesarkan Garuda Indonesia. Adanya kebijakan ini sangat merugikan, kami berharap tuntutan kami dipertimbangkan," kata dia.
Dia mengungkapkan kini para agen travel hanya mendapatkan komisi tiga persen dari setiap tiket yang terjual. Padahal sebelumnya komisinya lima persen. Sementara sub-agen juga turun, hanya dapat komisi dua persen, dari sebelumnya tiga persen.
"Seharusnya maskapai Garuda Indonesia yang merupakan BUMN bersikap pro terhadap pelaku usaha. Apalagi, keduanya telah menjadi mitra sejak lama," jelasnya.
Ia menambahkan kebijakan lain Garuda Indonesia yang juga merugikan pelaku usaha biro perjalanan adalah sistem penjualan langsung yang dilakukan. Menurutnya kini Garuda Indonesia tidak hanya menjual tiket melalui para agen travel, melainkan juga menjual langsung via kerjasama dengan konsumen korporasi dan pemerintah.
"Bahkan Garuda Indonesia memberikan diskon 10-15 persen untuk direct selling tersebut. Angka ini jauh di atas komisi kami sebagai agen mereka. Tentu saja dengan harga tiket yang lebih murah, langganan korporasi dan pemerintah kami akan beralih membeli langsung. Kami sangat keberatan," katanya.
Henray bersama pengurus dan anggota Asita meminta kerjasama tersebut dievaluasi. Pihaknya bahkan sudah meminta Asita Pusat untuk melobi direktur utama Garuda Indonesia soal program kerjasama tersebut.
"Kalau tidak bisa dihentikan kerja sama, tidak apa-apa. Tetapi kami minta soal harga jangan ada perbedaan. Disamakan lah dengan yang dijual ke kami," jelas dia.
Saat ini menurut Henray ada 130-an anggota Asita di Kalbar. Apabila Garuda Indonesia menerapkan kerjasama ini, maka akan banyak perusahaan perjalanan yang merugi. Apalagi kehadiran agen travel online saat ini sedikit banyak menggerus pangsa pasar agen travel konensional.
"Perlahan mulai menggerus eksistensi agen travel, ditambah dengan adanya kebijakan ini tentu sangat mengganggu internal kami. Mana lagi penggajian karyawan, kasihan teman-teman yang core bisnisnya fokus ke penjualan tiket semata, jelas dia.
Sementara itu General Manager Garuda Indonesia Pontianak, Siswanto HP mengakui memang ada penyesuaian besaran komisi untuk agen dan subagen tiket Garuda Indonesia.
"Hal itu adalah kebijakan Garuda Indonesia di pusat yang berlaku secara nasional. Kami di Pontianak tinggal mengikuti. Dan ini sudah dijelaskan juga kepada Asita pusat dan sepertinya tidak terlalu bergejolak," ujarnya.
Siswanto menjelaskan penyesuaian tiket tersebut diimbangi pula dengan perubahan limit insentif.
"Sekarang untuk mendapat insentif lebih mudah karena target yang harus dicapai tidak sebesar dan sesulit dulu. Sebenarnya ini relokasi saja, dari komisi ke insentif. Selain itu kami juga melakukan penambahan produk yang bisa mendatangkan benefit untuk travel agent," kata dia.
(KR-DDI/N005)
Asita Protes Kebijakan Penurunan Komisi Garuda Indonesia
Minggu, 7 Mei 2017 21:41 WIB