Pontianak (Antara Kalbar) - Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar kembali membuka pendaftaran Pengajar Muda Angkatan XV dari tanggal 21 Juni sampai 20 Juli 2017.
Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi aplikasi daring melalui situs resmi www.indonesiamengajar.org. Kandidat yang lolos seleksi tahap pertama akan dipanggil untuk mengikuti beberapa tes, termasuk wawancara, psikotes dan diskusi kelompok.
Calon Pengajar Muda terpilih akan menjalani tes kesehatan. Dari hasil rangkaian tes tersebut, apabila terpilih dan memenuhi persyaratan, maka mereka akan mengikuti pelatihan intensif selama enam minggu.
Ini merupakan tahun ketujuh pengiriman Pengajar Muda ke 24 kabupaten yang tersebar ke berbagai penjuru Indonesia.
Hingga saat ini, tercatat 125.995 anak muda yang telah berani menantang diri untuk hidup bersama dengan masyarakat, bekerja untuk pendidikan.
Bukan hanya sebagai guru sekolah dasar, namun juga ikut menggerakkan masyarakat agar bisa saling interaksi dan bahu membahu memajukan pendidikan.
Eva Bachtiar, alumni Pengajar Muda angkatan VII yang bertugas di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa pengalamannya menjadi Pengajar Muda dengan tinggal di tempat baru dan belum mengenal siapapun, justru itu akan meningkatkan kapasitas diri dan menjadi sarana untuk berkontribusi pada pendidikan.
"Menjadi Pengajar Muda itu adalah pengalaman yang akan terus membentuk diri kita. Saya percaya bahwa tidak ada hal-hal yang mustahil untuk kita perjuangkan di negeri ini," tutur Eva.
"Di angkatan XV ini, kami mencari pemuda-pemudi yang berani melampaui diri dan mewujudkan cita-cita, mereka yang mau menghadapi setiap tantangan dengan terbuka untuk terus belajar," kata Hikmat Hardono, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.
Menurut Hikmat, ikut kerja bakti di pendidikan dengan menjadi Pengajar Muda dapat menjadi satu rangkaian pengalaman sebagai calon pemimpin masa depan. Menjadi sosok yang berpengaruh di sekolah dan desa, menjadi fasilitator untuk beragam gerakan sosial di komunitas, sekaligus menjadi mediator antara masyarakat dan stakeholder pemerintahan menempa Pengajar Muda untuk menjadi seorang pemimpin yang memahami masalah di tingkat akar rumput.
"Kami membawa perubahan dengan cara yang sederhana, yakni dengan menunjukkan keteladanan," tegas Hikmat.
Secara sadar, selama tujuh tahun ini kehadiran Pengajar Muda di berbagai tempat penugasan memicu perubahan perilaku aktor pendidikan. Mulai dari guru yang tidak lagi melakukan kekerasan saat mengajar dan kepala sekolah yang menularkan metode pengajaran kreatif.
Pemerintah dan masyarakat yang berkolaborasi mengadakan program pendidikan, misalnya Festival Anak Natuna di Kepulauan Natuna hingga Karnaval Anak Papua di Pegunungan Bintang. Ada pula gerakan mengajar yang tumbuh dari daerah, seperti Tulang Bawang Barat Cerdas di Tulang Bawang Barat hingga Gerakan Tanimbar Mengajar di Maluku Tenggara Barat.
Yayasan Indonesia Mengajar Buka Pendaftaran Angkatan XV
Sabtu, 24 Juni 2017 10:38 WIB