Bogor (ANTARA Kalbar) - Peneliti dari F-Technopark Institut Pertanian Bogor menciptakan produk pangan alternatif mirip beras, yang diberi nama "beras analog".

"Produk mirip beras yang kita kembangkan dibuat dari tepung lokal selain beras dan terigu," kata Direktur F-Tecnopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB Dr Slamet Budijanto kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Ia menjelaskan, peneliti di perguruan tinggi dan badan penelitian, ada yang menyebutnya "beras artifical", "beras tiruan" dan lainnya.

Dikemukakannya bahwa produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, umbi-umbian dan bisa ditambahkan "ingridient" pangan, seperti serat, antioksidan dan lainnya yang diinginkan.

Ia mengemukakan bahwa beberapa keunggulan dari produk tersebut adalah lebih awet, pada waktu menanak tidak perlu pencucian, dan dapat dimasak persis beras.

Kemudian, dapat dirancang khusus untuk menghasilkan produk beras analog dengan fungsional tertentu, misalnya beras analog untuk penderita diabetes, yakni dengan indeks glisemiks rendah.

"Atau beras dengan kandungan serat tinggi, dan untuk keperluan fortifikai dan lainnya yang sangat didapatkan dari beras konvensional," katanya.

Sedangkan kelemahannya, kata dia, dari beberapa kajian yang telah dilakukan dan studi referensi, biaya produksi produk pangan tersebut masih relatif mahal, sekitar Rp9.000 hingga Rp14.000 per kilogram, tergantung "ingridient" yang digunakan.

"Kelemahan lainnya, warnanya belum dapat menyerupai beras putih," katanya.

(A035)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012