London (ANTARA Kalbar) - Deputy Chief of Mission KBRI London, Harry Kandou mengatakan kelapa sawit merupakan produk ekspor pertanian yang amat penting karena sumbangannya bagi penciptaan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Harry Kandou dalam acara sosialisasi kebijakan Pemerintah Indonesia untuk produk kelapa sawit yang ramah lingkungan (sustainable palm oil), sebagaimana dikutip Sekretaris Tiga KBRI London, Billy Wibisono.
Harry Kandou menyampaikan Pemerintah Indonesia melihat pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dapat dilakukan sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan standar ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang mewajibkan produsen untuk menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan pada segala tingkat.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Bilateral Kementerian Perdagangan Sri Nastiti Budianti menjelaskan kebijakan Pemerintah Indonesia yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-sustainability serta berbagai komitmen dan upaya Indonesia menjalankan pembangunan yang berkelanjutan.
Acara sosialisasi kelapa sawit yang dihadiri berbagai perusahaan pembeli kelapa sawit Indonesia dari Inggris, antara lain perwakilan perusahaan Jardine Matheson, Kerfoot, Godrej dan Chris Happy serta perwakilan instansi terkait Pemerintah Inggris.
Dalam acara sosialisasi tersebut Wakil Ketua Indonesian Palm Oil Board (IPOB) Derom Bangun, yang sering disebut sebagai" duta keliling kelapa sawit" menjadi pembicara utama.
Selain untuk mempromosikan dan meningkatkan ekspor kelapa sawit Indonesia, diharapkan acara ini dapat membangun pengertian mengenai berbagai upaya Pemerintah Indonesia untuk menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam produk kelapa sawit tersebut.
Sosialisasi kelapa sawit tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian pertemuan antarwaktu Annual Trade Talks antara Indonesia dengan Inggris yang dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Mei lalu.
Dalam pertemuan dibahas berbagai macam isu yang terkait dengan kepentingan ekonomi dalam hubungan bilateral Indonesia-Inggris, antara lain masalah penghindaran pengenaan pajak berganda, akses pasar bagi komoditas Indonesia, investasi asing di bidang farmasi, standarisasi produk, sertifikat kesehatan bagi produk ekspor, dan sebagainya.
(ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Hal itu disampaikan Harry Kandou dalam acara sosialisasi kebijakan Pemerintah Indonesia untuk produk kelapa sawit yang ramah lingkungan (sustainable palm oil), sebagaimana dikutip Sekretaris Tiga KBRI London, Billy Wibisono.
Harry Kandou menyampaikan Pemerintah Indonesia melihat pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dapat dilakukan sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan standar ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang mewajibkan produsen untuk menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan pada segala tingkat.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Bilateral Kementerian Perdagangan Sri Nastiti Budianti menjelaskan kebijakan Pemerintah Indonesia yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-sustainability serta berbagai komitmen dan upaya Indonesia menjalankan pembangunan yang berkelanjutan.
Acara sosialisasi kelapa sawit yang dihadiri berbagai perusahaan pembeli kelapa sawit Indonesia dari Inggris, antara lain perwakilan perusahaan Jardine Matheson, Kerfoot, Godrej dan Chris Happy serta perwakilan instansi terkait Pemerintah Inggris.
Dalam acara sosialisasi tersebut Wakil Ketua Indonesian Palm Oil Board (IPOB) Derom Bangun, yang sering disebut sebagai" duta keliling kelapa sawit" menjadi pembicara utama.
Selain untuk mempromosikan dan meningkatkan ekspor kelapa sawit Indonesia, diharapkan acara ini dapat membangun pengertian mengenai berbagai upaya Pemerintah Indonesia untuk menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam produk kelapa sawit tersebut.
Sosialisasi kelapa sawit tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian pertemuan antarwaktu Annual Trade Talks antara Indonesia dengan Inggris yang dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Mei lalu.
Dalam pertemuan dibahas berbagai macam isu yang terkait dengan kepentingan ekonomi dalam hubungan bilateral Indonesia-Inggris, antara lain masalah penghindaran pengenaan pajak berganda, akses pasar bagi komoditas Indonesia, investasi asing di bidang farmasi, standarisasi produk, sertifikat kesehatan bagi produk ekspor, dan sebagainya.
(ZG)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012