Pontianak (ANTARA Kalbar) - Sejumlah wartawan yang meliput unjuk rasa di lingkungan STKIP PGRI Pontianak di Jalan Ampera, Selasa, kesal dituding sebagai provokator.

"Kami diundang untuk liputan, saat mahasiswa melakukan unjuk rasa, sempat dilarang. Dan ada yang meneriakkan kalau wartawan provokator," kata Isfiansyah, wartawan Tribun Pontianak, usai peristiwa itu.

Ia mengaku kesal karena tujuan mereka hanya untuk meliput aksi mahasiswa yang menuntut transparansi dari pihak pengelola STKIP PGRI Pontianak dalam program KKM - Terpadu.

M Aswandi, jurnalis Metro TV menuturkan, sebelumnya mereka diundang oleh mahasiswa terkait rencana unjuk rasa tersebut.

Namun, ia menilai bahwa aksi mahasiswa itu sepertinya sengaja ditutupi oleh pihak kampus.

Saat itu, puluhan mahasiswa dari Aliansi mahasiswa STKIP PGRI Pontianak menggugat dan mendesak transparansi terhadap kegiatan kelompok kerja mahasiswa.

Mereka menyatakan bahwa KKM terpadu merupakan kebijakan kapitalis, sehingga mendesak untuk menghentikan komersialisasi pendidikan.

Mereka mengajak untuk memboikot KKM Terpadu tersebut karena menjadi hal yang fiktif. Koordinator aksi, Yunus juga menyatakan agar biaya KKM diturunkan secepatnya.

Namun, sejumlah orang dari pihak kampus melarang aksi itu bahkan ada yang menepis "toa" yang digunakan mahasiswa untuk orasi.

M Firdaus, Kasubag Kemitraan Alumni Kemahasiswaan STKIP PGRI Pontianak membantah adanya pelarangan terhadap kegiatan wartawan dalam meliput.

"STKIP terbuka 24 jam. Intinya, tidak ada pengusiran dan tidak pernah melarang mahasiswa," ucapnya, menegaskan.

M Firdaus merupakan salah satu orang yang terlihat mendorong mahasiswa agar membubarkan diri.

(T011)

 

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012