Padang (ANTARA Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Sumatera Barat, menyatakan, sebanyak 310 titik panas terpantau di Pulau Sumatra dengan 31 di antaranya di Sumbar.

Koordinator Analisa Cuaca BMKG Ketaping Padang Budi Iman di Padang, Selasa, mengatakan, berdasarkan pemantauan melalui satelit  NOAA, jumlah titik panas di Pulau Sumatra mencapai 310 titik, di antaranya di Provinsi Sumbar, Jambi, Riau, dan Sumut.

"Titik panas di Pulau Sumatra terpantau melalui satelit sejak satu minggu terakhir, dan terjadi peningkatan di beberapa wilayah, yang menyebabkan munculnya kabut asap, di beberapa wilayah," katanya.

Di Sumbar, katanya, titik panas terpantau di Kabupaten Solok Selatan dan perbatasan Sumbar dengan Jambi, sedangkan paling banyak di Provinsi Riau dan Sumatera Utara, yang hampir mencapai separuh dari jumlah titik panas yang ada.

Meski titik panas di Sumbar menurut BMKG relatif sedikit, adanya kabut asap selama beberapa hari terakhir disebabkan oleh embusan angin dari utara Pulau Sumatra ke arah wilayah provinsi itu, sehingga beberapa daerah terjadi kabut asap, namun ketebalannya tidak mengganggu aktivitas warga.

"Diperkirakan, kabut asap dalam beberapa hari ke depan di Sumbar terjadi di Kota Padang dan juga Kabupaten Pesisir Selatan," ujarnya.

Kabut asap yang disebabkan banyaknya titik api di Pulau Sumatra selama satu minggu terakhir diperkirakan BMKG masih akan terjadi hingga satu minggu ke depan.

Hal itu karena beberapa provinsi di Sumatra diperkirakan tidak diguyur hujan sehingga pertumbuhan titik panas akan terus ada.

"Untuk Sumbar memang saat ini kita perkirakan telah mulai ada hujan hingga beberapa hari ke depan, namun seperti di wilayah Provinsi Riau dan juga Jambi, belum terlihat kemungkinan turunnya hujan, sehingga titik api masih akan terlihat," katanya.

Ia mengatakan, titik api yang terpantau melalui satelit tersebut, belum bisa dipastikan, apakah akibat kebakaran hutan atau lahan gambut.

"Yang jelas memang terlihat banyak titik panas dalam satu minggu terakhir," kata Budi.

(KR-AGP)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012