Jambi (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Irmansyah mengatakan kabut asap dari lahan gambut yang terbakar di wilayah ini berpotensi mengganggu pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional 2012 di Riau pada September mendatang.
"Jika terus dibiarkan maka kabut asap dapat menyebar sampai ke provinsi tetangga seperti Riau dan dapat mengganggu pelaksanaan PON," ujarnya di Jambi, Senin.
Menurut dia, hal yang paling dikhawatirkan dampaknya dari pembakaran lahan gambut adalah munculnya asap tebal yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan manusia.
Sejauh ini, upaya untuk menanggulangi kebakaran lahan gambut di Jambi belum berjalan maksimal, sebab dinas kehutanan dan pihak-pihak terkait terkendala pada teknologi alat pemadam khusus untuk lahan gambut.
"Untuk memadamkan api di lahan gambut, dibutuhkan alat pemadam berteknologi canggih yang mampu menjangkau api jauh sampai ke dalam tanah," kata dia.
Jika dilakukan dengan cara dan alat konvensional, lanjutnya lagi, maka api di dalam lahan gambut tidak dapat padam seluruhnya.
Maka itu, dirinya dan pemerintah provinsi berencana mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat untuk mengadakan hujan buatan.
"Kami pikir sudah saatnya hujan buatan diadakan, mengingat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh kabut asap, dan berpotensi menganggu pelaksanaan iven olah raga nasional di Riau mendatang," sebutnya lagi.
Diterangkan Irmansyah, titik api yang terpantau satelit NOOA di Provinsi Jambi pada tanggal 27 Agustus sebanyak 4 titik yang tersebar di kabupaten Muara Jambi sebanyak 1 titik, Merangin 2 titik dan Sarolangun 1 titik.
Menurut dia, meski hanya terdapat 4 titik api, namun kemungkinan kebakaran hutan atau lahan masih sangat besar, sebab satelit NOOA hanya mampu mendeteksi titik api yang memiliki derajat panas diatas 45 derajat celsius.
"Meski hari ini hanya terpantau 4 titik api, namun potensi kebakaran sangat besar, sebab kemarau dan keringnya lahan gambut di Jambi membuat lahan menjadi mudah terbakar," katanya.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus sebelumnya juga menyatakan akan mengusulkan hujan buatan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat untuk mengurangi kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.
Menurut Gubernur, sekitar 1.300 lahan dan kawasan hutan di Provinsi Jambi hangus terbakar bersamaan kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir di daerah itu.
Menurut dia, sebagian besar kawasan yang terbakar di Desa Arang Arang, Kabupaten Muaro Jambi merupakan lahan gambut yang berada di atas areal penggunaan lain (APL).
Gubernur juga mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus penanganan kebakaran dan asap di Provinsi Jambi.
Tim tersebut terdiri dari berbagai instansi terkait seperti, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
(KR-YJ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Jika terus dibiarkan maka kabut asap dapat menyebar sampai ke provinsi tetangga seperti Riau dan dapat mengganggu pelaksanaan PON," ujarnya di Jambi, Senin.
Menurut dia, hal yang paling dikhawatirkan dampaknya dari pembakaran lahan gambut adalah munculnya asap tebal yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan manusia.
Sejauh ini, upaya untuk menanggulangi kebakaran lahan gambut di Jambi belum berjalan maksimal, sebab dinas kehutanan dan pihak-pihak terkait terkendala pada teknologi alat pemadam khusus untuk lahan gambut.
"Untuk memadamkan api di lahan gambut, dibutuhkan alat pemadam berteknologi canggih yang mampu menjangkau api jauh sampai ke dalam tanah," kata dia.
Jika dilakukan dengan cara dan alat konvensional, lanjutnya lagi, maka api di dalam lahan gambut tidak dapat padam seluruhnya.
Maka itu, dirinya dan pemerintah provinsi berencana mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat untuk mengadakan hujan buatan.
"Kami pikir sudah saatnya hujan buatan diadakan, mengingat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh kabut asap, dan berpotensi menganggu pelaksanaan iven olah raga nasional di Riau mendatang," sebutnya lagi.
Diterangkan Irmansyah, titik api yang terpantau satelit NOOA di Provinsi Jambi pada tanggal 27 Agustus sebanyak 4 titik yang tersebar di kabupaten Muara Jambi sebanyak 1 titik, Merangin 2 titik dan Sarolangun 1 titik.
Menurut dia, meski hanya terdapat 4 titik api, namun kemungkinan kebakaran hutan atau lahan masih sangat besar, sebab satelit NOOA hanya mampu mendeteksi titik api yang memiliki derajat panas diatas 45 derajat celsius.
"Meski hari ini hanya terpantau 4 titik api, namun potensi kebakaran sangat besar, sebab kemarau dan keringnya lahan gambut di Jambi membuat lahan menjadi mudah terbakar," katanya.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus sebelumnya juga menyatakan akan mengusulkan hujan buatan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat untuk mengurangi kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.
Menurut Gubernur, sekitar 1.300 lahan dan kawasan hutan di Provinsi Jambi hangus terbakar bersamaan kemarau yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir di daerah itu.
Menurut dia, sebagian besar kawasan yang terbakar di Desa Arang Arang, Kabupaten Muaro Jambi merupakan lahan gambut yang berada di atas areal penggunaan lain (APL).
Gubernur juga mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus penanganan kebakaran dan asap di Provinsi Jambi.
Tim tersebut terdiri dari berbagai instansi terkait seperti, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
(KR-YJ)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012