Jakarta (Antara Kalbar) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan dana cadangan kebencanaan untuk seluruh Indonesia idealnya mencapai Rp15 miliar per tahun.

"Anggaran yang disiapkan untuk dana cadangan kebencanaan tahun ini sekitar Rp4 triliun. Untuk penyodetan banjir di Jakarta sudah menghabiskan dana Rp500 miliar, berarti tinggal Rp3,5 triliun," kata Syamsul Maarif di Jakarta, Selasa.

Syamsul mengatakan dana cadangan kebencanaan itu harus digunakan untuk kesiapsiagaan bencana mulai dari sebelum, selama dan sesudah bencana. Tahun ini, sisa dana Rp3,5 triliun harus dialokasikan untuk seluruh Indonesia.

Menurut dia, dana cadangan kebencanaan itu akan mencukupi bila pemerintah daerah juga memiliki kesiapan anggaran yang mencukupi. Yang menjadi persoalan, kata dia, masalah anggaran selama ini selalu menjadi perdebatan.

"Kalau sudah masuk soal anggaran, kadang kita sering berdebat mana yang lebih penting," ujarnya.

Padahal, kata Syamsul, penelitian secara statistik menyebutkan bila investasi untuk kesiapsiagaan bencana sebesar satu dolar bisa mengamankan aset dan mengurangi kerugian hingga enam dolar.

"Selama ini, kita selalu kurang siap kalau sudah terjadi bencana. Akibatnya, kerugian akibat bencana mencapai triliunan meskipun kerusakannya hanya sedikit," tuturnya.

Dia mencontohkan jembatan yang putus akibat bencana akan berimbas kepada perekonomian. Bila jembatan yang putus itu tidak segera dibangun, maka kerugian akan semakin banyak.

"Namun, harus diakui bahwa kita memang baru sadar bencana secara masif setelah bencana tsunami di Aceh. Saat ini, kita masih dalam proses soal kesiapsiagaan bencana. Doakan saja BNPB bisa tetap semangat dalam menangani kebencanaan," katanya.

(D. Samodro/R. Malaha)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013