Medan (Antara Kalbar) - Indonesia bekerja sama dengan Pantai Gading dan Nigeria untuk menghadapi dan menekan kampanye anti sawit di pasar internasional yang masih terus berlanjut.

"Kerja sama menghadapi dan menekan kampanye anti sawit itu sudah disepakati di Abuja, Ibukota Nigeria, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Nigeria awal Februari lalu,"kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun, di Medan, Selasa.

Dalam "Business Forum" 2 Februari di Abuja, dimana delegasi Indonesia dipimpin Menteri Perdagangan Gita Wiriawan, sudah dibicarakan berbagai rencana yang harus dilakukan bersama untuk menghadapi kampanye anti sawit itu kepada Direktur Initiative for Public Policy Analysis (IPPA) Thompson Ayodele.

Menurut Derom, kerja sama dengan IPPA dan termasuk Association de Interprofessionelle Filiere de Palmier a Huile  (AIPH), Pantai Gading dengan Ketua Kamara Logossina itu dilakukan DMSI setelah melihat keberhasilan IPPA menggugat perusahaan pengecer besar atau semacam distributor yakni "Systeme U" yang membuat kampaye negatif atas sawit.

Gugatan IPPA ke Systeme U, dimenangkan Pengadilan Dagang Perancis "Tribunal De Commerce in Paris".

Menurut Derom, sejak awal 2012, beberapa perusahaan di Perancis memang gencar mengkampanyekan anti minyak sawit dengan mencantumkan tulisan seperti "Sans Huile De Palme" yang berarti "Tanpa Minyak Sawit" pada kemasan makanan yang diperjualbelikan.

Dengan redanya kampanye anti sawit diharapkan pemasaran minyak sawit dan produk turunan lainnya semakin luas dan harga jual juga semakin membaik sehingga otomatis bisa mengangkat harga tandan buah segar (TBS) petani yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Jadi kerja sama DMSI dengan IPPA dan AIPH itu pastinya untuk peningkatan kesejahteraan petani sawit di negara produsen termasuk Indonesia,"katanya.

Mengingat kerja sama dilakukan untuk menghadapi dan menekan kampaye anti sawit, maka kesepakatan dengan Nigeria dan Pantai Gading itu meliputi banyak hal mulai penguatan komunikasi yakni saling memberi informasi dalam segala hal menyangkut sawit dan termasuk untuk bersama-sama mengajak negara produsen sawit menyusun kekuatan bersama.

Derom menjelaskan, sebenarnya Indonesia dan Malaysia sebelumnya sudah mengajukan keberatan juga ke Perancis atas kampanye negatif sawit, tetapi nyatanya tindakan IPPA, Afrika yang langsung melakukan gugatan ke pengadian langsung membuahkan hasil positif.

Indonesia dan Malaysia sendiri merasa perlu memprotes ke pemerintah Perancis karena negara itu juga sedang mengusulkan untuk menambah pajak minyak sawit yang digunakan untuk bahan makanan sebesar 300 Euro dari 98,74 Euro per ton dewasa ini

Perancis setiap tahunnya memerlukan sekitar 126.000 ton  minyak sawit, minyak kelapa dan minyak inti sawit.

(T.E016)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013