Jakarta (Antara Kalbar) - Tiga atau empat tahun lagi, kecepatan laju mobil maupun motor di jalanan Jakarta sama dengan jalan kaki yaitu 3-4 km/jam.
Hal itu dikarenakan tingginya angka volume mobil dan sepeda motor di Jakarta.
"Jika tidak segera diatasi, kecepatan mobil akan sama dengan pejalan kaki pada 3 - 4 tahun lagi," kata Ketua Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit dalam seminar Road Safety yang diselenggarakan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) di Jakarta.
Menurut hasil penelitian MTI, tahun ini kecepatan laju kendaraan yaitu 6 - 9 km/jam pada jam sibuk di pagi hari atau ketika orang berangkat ke kantor pada pukul 06.00 WIB - 09.00 WIB.
Penelitian itu dilakukan di dua titik yaitu Pasar Minggu - Manggarai dan Cilandak - Monas. Kedua titik itu dipilih karena banyaknya kendaraan yang melintas pada pagi hari.
Danang melihat ada tiga faktor yang menyebabkan tingginya angka kemacetan. Pertama, tingginya jumlah populasi penduduk memicu tingginya volume kendaraan bermotor baik roda empat maupun dua.
Kedua, jarak lokasi rumah dan tempat kerja yang jauh. Ketiga, ketersediaan jumlah moda transportasi umum yang masih sedikit dan belum adanya penambahan trayek.
"Solusinya ya harus dikombinasi, MRT itu hanya salah satu saja, solusi tercepat itu menyiapkan transportasi yang banyak dan layak," katanya.
Danang mengatakan pada 10 tahun lalu, Thailand telah mengalami nasib kemacetan serupa. Pemerintah Thailand melakukan gebrakan membangun mass rapid transportation (MRT) dan memperbanyak trayek angkutan umum yang aman dan nyaman.
"Kombinasi MRT dan perbanyak trayek angkutan dalam kota adalah solusi tercepat untuk mengurangi kemacetan. Kuncinya harus nyaman dan aman," katanya.
Jika kedua solusi itu berjalan dengan benar, maka pengendara mobil atau sepeda motor akan beralih ke moda transportasi umum. Hal itu akan membuat jumlah volume kendaraan di jalan raya akan berkurang.
(Ant News/adm)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Hal itu dikarenakan tingginya angka volume mobil dan sepeda motor di Jakarta.
"Jika tidak segera diatasi, kecepatan mobil akan sama dengan pejalan kaki pada 3 - 4 tahun lagi," kata Ketua Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit dalam seminar Road Safety yang diselenggarakan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) di Jakarta.
Menurut hasil penelitian MTI, tahun ini kecepatan laju kendaraan yaitu 6 - 9 km/jam pada jam sibuk di pagi hari atau ketika orang berangkat ke kantor pada pukul 06.00 WIB - 09.00 WIB.
Penelitian itu dilakukan di dua titik yaitu Pasar Minggu - Manggarai dan Cilandak - Monas. Kedua titik itu dipilih karena banyaknya kendaraan yang melintas pada pagi hari.
Danang melihat ada tiga faktor yang menyebabkan tingginya angka kemacetan. Pertama, tingginya jumlah populasi penduduk memicu tingginya volume kendaraan bermotor baik roda empat maupun dua.
Kedua, jarak lokasi rumah dan tempat kerja yang jauh. Ketiga, ketersediaan jumlah moda transportasi umum yang masih sedikit dan belum adanya penambahan trayek.
"Solusinya ya harus dikombinasi, MRT itu hanya salah satu saja, solusi tercepat itu menyiapkan transportasi yang banyak dan layak," katanya.
Danang mengatakan pada 10 tahun lalu, Thailand telah mengalami nasib kemacetan serupa. Pemerintah Thailand melakukan gebrakan membangun mass rapid transportation (MRT) dan memperbanyak trayek angkutan umum yang aman dan nyaman.
"Kombinasi MRT dan perbanyak trayek angkutan dalam kota adalah solusi tercepat untuk mengurangi kemacetan. Kuncinya harus nyaman dan aman," katanya.
Jika kedua solusi itu berjalan dengan benar, maka pengendara mobil atau sepeda motor akan beralih ke moda transportasi umum. Hal itu akan membuat jumlah volume kendaraan di jalan raya akan berkurang.
(Ant News/adm)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013