Jakarta (Antara Kalbar) - Hidroponik atau cara bercocok tanam tanpa media tanah menjadi alternatif berkebun di lahan sempit terutama untuk kawasan perkotaan yang ketersediaan lahan semakin terbatas.

"Hidroponik sebenarnya lebih mudah dan tidak kotor. Tidak menggunakan tanah tapi bisa media apa saja yang penting netral," kata Yono dari komunitas hidroponik di Jakarta, Minggu.

Komunitas hidroponik ikut sebagai salah satu peserta di Pameran perubahan iklim 3rd Indonesia Climate Change Education Forum and Expo.

Yono menjelaskan, ada beberapa kelebihan dari hidroponik karena tidak menggunakan tanah maka tidak perlu berkotor-kotor dan bisa ditinggal lebih lama sebab tidak perlu disiram setiap hari.

Media yang digunakan untuk bertanam hidroponik antara lain serbuk sabut kelapa, kerikil, tanah liat yang dikeringkan, spon, arang sekam atau gel.

Media yang paling penting adalah air. Tanaman disemai dimedia-media tersebut dan ditempatkan di wadah yang dibawahnya diisi air. Media tanaman akan menyerap air sehingga tidak perlu lagi disiram.

"Intinya yang terpenting adalah tanaman tetap harus terpapar matahari," tambah Yono.

Jenis tanaman yang bisa ditanam dengan metode hidroponik juga bermacam-macam seperti sayuran sawi, selada, tomat, bayam, kangkung termasuk bunga.

Hal senada dikatakan pecinta hidroponik, Ratna Chandra Sari, bahwa bercocok tanam dengan cara hidroponik tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya dibutuhkan ketekunan untuk mengecek ketersediaan air dalam wadaha yang biasanya seminggu sekali.

Selain itu penggunaan pupuk juga bisa dihemat karena hanya sekali saat disemai.

Manfaat yang diperoleh dari sistem berkebun hidroponik di antaranya produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat, pengerjaannya lebih mudah dan tidak memerlukan banyak biaya dan waktu.

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013