Pontianak (Antara Kalbar) - PT Bank CIMB Niaga saat ini mengembangkan program "Mikro Laju" untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat di sektor usaha mikro dan kecil (UKM) di Pulau Kalimantan, kata Direktur Commercial Banking dan Syariah CIMB Niaga, Handoyo Soebali.

"Hari ini kami secara serentak meresmikan sebanyak 21 unit Mikro Laju di Pulau Kalimantan, yakni di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur," kata Handoyo Soebali dalam sambutannya pada peresmian unit Mikro Laju di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan, saat ini telah terdapat 350 unit Mikro Laju CIMB Niaga yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan.

Handoyo menjelaskan, di daerah lain UMK masih menjadi penopang perekonomian masyarakat. "Kami berharap dengan adanya Mikro Laju di Kalimantan, bisa memberikan kontribusi positif terhadap pelaku UMK dalam meningkatkan perekonomian di daerah-daerah," ujarnya.

Menurut dia, Mikro Laju CIMB Niaga tidak hanya menyalurkan pembiayaan kepada pelaku UMK, namum juga melakukan pembinaan, serta pengembangan agar UMK meningkat.

Mikro Laju memberikan layanan dan produk ke masyarakat berupa dua fasilitas pinjaman yakni kredit mikro dengan plafon pinjaman mulai dari Rp20 juta hingga Rp500 juta, tenor kredit maksimal 10 tahun.

Selain itu, CIMB Niaga juga menghimpun dan meningkatkan dana masyarakat, melalui beragam produk tabungan, yakni tabungan usaha tabunganku dan tabungan pendidikan, kata Handoyo.

Dalam kesempatan itu, Handoyo optimistis dengan pasar UMK kedepannya, dengan dukungan pemerintah ke sektor UMK melalui peraturan Bank Indonesia yang menetapkan portofolio kredit perbankan disektor mikro, kecil, dan menengah minimal 20 persen secara bertahap hingga 2018, yang sejalan dengan strategi CIMB Niaga dalam mengembangkan bisnis mikro dan kecil.

"Per 31 April 2013, Mikro Laju CIMB Niaga sebagai bisnis paling muda di CIMB Niaga telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,29 triliun, dan tumbuh sebesar 56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya seebsar Rp1,47 triliun," ujar Handoyo.


(A057/T011)

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013