Hamden, Connecticut (Antara Kalbar/Reuters) - Dalam jumlah sangat banyak, jangkrik --yang tak tergesa-gesa berkembang-biak di bawah tanah sejak 1996, kini muncul lagi di East Coast, AS, dan mulai "menyanyi serta kawin", maka lingkaran kehidupan mereka mulai merekah lagi.

Musim semi tahun ini menjadi waku bagi kemunculan apa yang disebut miliaran jangkrik berkala 17-tahunan. Hewan itu memiliki tubuh hitam yang berbeda, mata merah dan sayap berwarna oranye, serta wilayah sepanjang 900 mil mulai dari Georgia Utara sampai New York.

Musik perkawinan yang hiruk-pikuk yang mereka hasilkan, serta kemunculan secara besar-besaran dan lingkaran perkembangan panjang, telah membuat terpana para ilmuwan dan orang biasa selama berabad-abad.

Di Connecticut Tengah, hewan yang disebut jangkrik Brood II dalam jumlah yang sangat banyak diperkirakan muncul pada penghujung Mei atau Juni, kata Chris Maier, ahli ilmu serangga di Connecticut Agricultural Experiment Station di New Haven.

Itu akan menjadi studi ketiga kali buat Maier mengenai kemunculan hewan tersebut. Ia melacak hewan itu pada 1979 dan melakukannya lagi pada 1996. Ia mengatakan kemunculan jangkrik berikutnya diperkirakan terjadi pada 2030, ketika Maier berusia 81 tahun.

Maier mengatakan catatan ilmiah pertama spesies Brood II ialah pada 1843.

Jangkrik dewasa dengan panjang tubuh 38 milimeter yang bisa terbang dan menggerogoti tanaman memerlukan waktu lama untuk tumbuh di bawah tanah.

Setelah dewasa, hewan jantan mulai tindakan yang membuat jangkrik dikenal; tanda akustik khas mereka, atau "nyanyian" untuk menarik perhatian jangkrik betina.

"Ketika banyak jangkrik jantan berkumpul, mereka mengeluarkan suara seperti suara benda terbang. Suaranya persis seperti suara piring terbang dalam film 1950-an," kata Chris Simon, Profesor Ekologi dan Biologi Evolusi di University of Connecticut baru-baru ini, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Ketika tiba-tiba muncul, jangkrik akan terlihat "di pinggir pohon, di pinggir rumah, di semak --bahkan di ban mobil", kata Simon.

Populasi "magicicada" --dari puluhan ribu sampai 1,5 juta jangkrik per akre-- jauh lebih banyak dibandingkan dengan spesies lain jangkrik.

Untuk menciptakan suara kur unik mereka, jangkrik jantan menggunakan "membran drum" di perut mereka untuk menghasilkan suara, sementara yang betina --karena tak memiliki "drum"-- mengepakkan sayap mereka. Semua suara hiruk-pikuk itu muncul paling lambat pada Juli.

Namun, sekalipun menimbulkan "kehebohan", jangkrik tidak menyengat atau menggigit, dan tidak berbahaya bagi tanaman. Namun hewan tersebut mungkin bisa merusak tanaman muda yang masih kecil atau semak, jika terlalu banyak jangkrik mengkonsumsi tanaman atau bertelur di tunah tanaman itu, demikian hasil penelitian yang disiarkan di www.magicicada.org.

(Chaidar)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013