Jakarta (Antara Kalbar) - Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak bertujuan untuk menerima penghargaan melainkan melakukan yang terbaik yang bisa diberikan kepada rakyat dan negerinya, kata Staf Khusus Presiden, Daniel Sparringa.

"Penghargaan tidak akan membuatnya silau. Cacian juga tidak akan membuatnya berkecil hati untuk menjalankan amanah dalam sisa masa pemerintahannya," kata Daniel di Jakarta, Jumat, mengomentari penghargaan "World Stateman Award 2013" atau  "Anugerah Negarawan Dunia 2013" kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Appeal of Conscience Foundation pada akhir Mei ini di New York, AS.

Presiden Yudhoyono menjadwalkan lawatan ke Swedia dan New York pada 27-31 Mei 2013.

"Dengan segala kekurangannya, baik sebagai manusia biasa maupun sebagai pemimpin, Presiden SBY ingin memenuhi komitmen konstitusional dan personalnya untuk menjaga kebhinnekaan sebagai bangunan dasar dari Republik ini," kata Daniel.  

Presiden, katanya, hanya meminta semua pihak agar paham bahwa kemajemukan adalah sebuah berkat sekaligus tantangan.

"Kita perlu merayakan sekaligus mengelolanya. Kita perlu konstitusi dan hati yang besar untuk memajukan Indonesia," katanya.

Presiden Yudhoyono berbagi keprihatinan yang sama dengan sejumlah kalangan tentang masalah intoleransi dalam masyarakat.

Presiden berpandangan bahwa semua kelompok yang berbeda faham dan keyakinan memiliki tanggung jawab yang sama untuk memelihara harmoni sosial.

"Semua orang hendaknya mencegah dirinya terlibat dalam pengabaian akan pentingnya menghormati keyakinan yang dimiliki kelompok lain," kata Presiden sebagaimana disampaikan Daniel.

Saling pengertian dan saling penghormatan adalah norma dasar dalam masyarakat majemuk.

Intoleransi adalah tantangan masyarakat majemuk yang harus dimenangkan dengan membangun dialog yang setara, bukan dengan menyebarkan permusuhan dan kebencian.

    
Negara jamin kebebasan
Presiden Yudhoyono menegaskan bahwa negara menjamin sepenuhnya kebebasan warga negara menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya.

"Adalah peran tokoh masyarakat dan agama untuk menyemaikan perdamaian dan kerja sama di antara kelompok kelompok yang berbeda kepercayaan dan keyakinannya," katanya.

Presiden senantiasa bekerja dengan seluruh kekuasaan dan kewenangan yang diberikan konstitusi kepadanya untuk memastikan diakhirinya semua bentuk intimidasi  dan agitasi termasuk yang melibatkan kekerasan, perusakan, dan atau penyerangan terhadap rumah ibadah dan atau terhadap keselamatan harta dan jiwa penganutnya.

Meskipun diakui bahwa tidak selamanya upaya itu berhasil, Presiden SBY tidak akan pernah surut melakukan semua upaya yang mengancam hak-hak warga negara untuk menjalankan ibadahnya dalam suasana aman, terbebas dari rasa takut.

Presiden memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan di daerah untuk menjalankan amanah undang-undang dan konstitusi dengan penuh tanggung jawab.

Presiden juga telah menginstruksikan agar aparatur kepolisian memberikan jaminan agar semua kelompok dapat memenuhi panggilan ibadahnya.

Polri harus mampu memelihara keamanan dan ketertiban umum, siang dan malam.

"Appeal of Conscience Foundation" adalah yayasan yang bermarkas di New York dan  didirikan oleh Arthur Scheier pada 1965.

"World Statesman Awards" merupakan anugerah tahunan kepada para tokoh yang dinilai berjasa dalam bidang kebebasan beragama, HAM, peningkatan perdamaian, toleransi dan penyelesaian konflik antaretnis.

Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown pada 2009, mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak pada 2011, dan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper pada 2012 pernah menerima anugerah serupa.

Pewarta: Budi Setiawanto

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013