Pontianak (Antara Kalbar) - Batalion Infanteri 123 Rajawali selama tujuh bulan bertugas di perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kalimantan Barat mencatat telah melayani pengobatan 20.353 warga setempat secara gratis.
"Ada 12 jenis pelayanan kesehatan yang dihadirkan untuk saudara-saudara kita di sepanjang perbatasan, sebuah kegiatan sebagai bukti kehadiran negara di perbatasan," kata Komandan Yonif 123 Rajawali, Letkol Musa David Hasibuan, yang didampingi Dokter Satgas Pamtas, Kapten Ckm dr Victorio, CHt, saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Jenis pelayanan yang diberikan adalah untuk dokter umum, sirkumsisi (sunatan), operasi bedah minor, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pelayanan KB, pelayanan dokter gigi, pelayanan spesialis THT, spesialis Obgyn (kebidanan dan kandungan), spesialis mata, spesialis penyakit dalam dan spesialis anak.
Ia melanjutkan, sebuah pengalaman luar biasa telah didapatkan oleh Yonif 123 Rajawali selama bertugas sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan di bumi Khatulistiwa.
Di bidang pendidikan, Satgas Rajawali berhasil membuat 18 bangunan "Rumah Rajawali" yang berkonsep "3 in 1". Selain sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sanggar belajar, sanggar kreatif, di dua lokasi diantaranya juga dioperasikan sebagai tempat pendidikan anak usia dini yaitu di Dusun Sei Daun dan Dusun Segumun.
Sedangkan di Dusun Gunjemak, Satgas Rajawali membuat konsep "boarding school" untuk menampung anak anak yang bersekolah di SD Gunjemak. Murid-muridnya berasal dari desa-desa di sekitar Gunjemak.
Sementara di bidang keagamaan, membangun satu mushala di Dusun Sei Tekam Kabupaten Sanggau, dan gereja di Dusun Enteli Kabupaten Sintang.
Ia mengakui, selama tujuh bulan, banyak pihak yang telah membantu Rajawali di dalam bertugas pengamanan perbatasan di Kalbar. Diantaranya BKKBN Prov Kalbar dan BKKBN kabupaten sepanjang perbatasan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan kabupaten sepanjang perbatasan, Kick Andy Foundation, Indosiar Peduli Kasih, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PT Kalbe Farma, PT SGB, Perusahaan Gas Negara, Pertamina, KONI Provinsi Kalbar, Bea Cukai Entikong, Kantor Berita Antara, dan sejumlah pihak lainnya.
Senin (3/6), telah dilakukan alih komando pengendalian dari Yonif 123 Rajawali, ke Yonif 403 Wirasadapraptista.
Kegiatan di bidang kesehatan yang dilaksanakan Satgas Pamtas Yonif 123/RW ditutup dengan serah terima program kesehatan dari Kapten Ckm dr Victorio, CHt kepada Letda Ckm(K) dr Dita Yulia Bintari. Dita Yulia Bintari merupakan srikandi pertama yang bertugas sebagai dokter batalyon.
Selain melaksanakan kegiatan serah terima program kesehatan, juga ada pemberian vitamin gratis sebanyak 150 botol kepada anak-anak SD di Entikong, Kabupaten Sanggau.
"Apa yang sudah dilaksanakan oleh kami pasti akan diteruskan oleh Satgas Pamtas Yonif 403. Karena pada hakekatnya TNI lahir dari rakyat dan akan senantiasa mengabdi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia demi kokohnya NKRI," katanya menegaskan.
Sementara dr Victorio mengakui tak terasa tujuh bulan melaksanakan tugas operasi pengaman perbatasan darat Indonesia - Malaysia di wilayah Kalbar. "Tugas pokok yang harus dijalankan antara lain adalah melaksanakan kegiatan operasi pengaman perbatasan darat, menciptakan stabilitas keamanan, dan pemberdayaan wilayah pertahanan," ujar Victorio.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Ada 12 jenis pelayanan kesehatan yang dihadirkan untuk saudara-saudara kita di sepanjang perbatasan, sebuah kegiatan sebagai bukti kehadiran negara di perbatasan," kata Komandan Yonif 123 Rajawali, Letkol Musa David Hasibuan, yang didampingi Dokter Satgas Pamtas, Kapten Ckm dr Victorio, CHt, saat dihubungi di Pontianak, Rabu.
Jenis pelayanan yang diberikan adalah untuk dokter umum, sirkumsisi (sunatan), operasi bedah minor, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pelayanan KB, pelayanan dokter gigi, pelayanan spesialis THT, spesialis Obgyn (kebidanan dan kandungan), spesialis mata, spesialis penyakit dalam dan spesialis anak.
Ia melanjutkan, sebuah pengalaman luar biasa telah didapatkan oleh Yonif 123 Rajawali selama bertugas sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan di bumi Khatulistiwa.
Di bidang pendidikan, Satgas Rajawali berhasil membuat 18 bangunan "Rumah Rajawali" yang berkonsep "3 in 1". Selain sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sanggar belajar, sanggar kreatif, di dua lokasi diantaranya juga dioperasikan sebagai tempat pendidikan anak usia dini yaitu di Dusun Sei Daun dan Dusun Segumun.
Sedangkan di Dusun Gunjemak, Satgas Rajawali membuat konsep "boarding school" untuk menampung anak anak yang bersekolah di SD Gunjemak. Murid-muridnya berasal dari desa-desa di sekitar Gunjemak.
Sementara di bidang keagamaan, membangun satu mushala di Dusun Sei Tekam Kabupaten Sanggau, dan gereja di Dusun Enteli Kabupaten Sintang.
Ia mengakui, selama tujuh bulan, banyak pihak yang telah membantu Rajawali di dalam bertugas pengamanan perbatasan di Kalbar. Diantaranya BKKBN Prov Kalbar dan BKKBN kabupaten sepanjang perbatasan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan kabupaten sepanjang perbatasan, Kick Andy Foundation, Indosiar Peduli Kasih, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PT Kalbe Farma, PT SGB, Perusahaan Gas Negara, Pertamina, KONI Provinsi Kalbar, Bea Cukai Entikong, Kantor Berita Antara, dan sejumlah pihak lainnya.
Senin (3/6), telah dilakukan alih komando pengendalian dari Yonif 123 Rajawali, ke Yonif 403 Wirasadapraptista.
Kegiatan di bidang kesehatan yang dilaksanakan Satgas Pamtas Yonif 123/RW ditutup dengan serah terima program kesehatan dari Kapten Ckm dr Victorio, CHt kepada Letda Ckm(K) dr Dita Yulia Bintari. Dita Yulia Bintari merupakan srikandi pertama yang bertugas sebagai dokter batalyon.
Selain melaksanakan kegiatan serah terima program kesehatan, juga ada pemberian vitamin gratis sebanyak 150 botol kepada anak-anak SD di Entikong, Kabupaten Sanggau.
"Apa yang sudah dilaksanakan oleh kami pasti akan diteruskan oleh Satgas Pamtas Yonif 403. Karena pada hakekatnya TNI lahir dari rakyat dan akan senantiasa mengabdi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia demi kokohnya NKRI," katanya menegaskan.
Sementara dr Victorio mengakui tak terasa tujuh bulan melaksanakan tugas operasi pengaman perbatasan darat Indonesia - Malaysia di wilayah Kalbar. "Tugas pokok yang harus dijalankan antara lain adalah melaksanakan kegiatan operasi pengaman perbatasan darat, menciptakan stabilitas keamanan, dan pemberdayaan wilayah pertahanan," ujar Victorio.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013