Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pihaknya terus memonitor dan bersiaga terkait bencana asap di sejumlah wilayah Sumatera.
"Setiap hari atau malah dua kali sehari kami tetap monitor tingkat pencemaran, itu satu. Semua fasilitas pelayanan kesehatan di Riau, Kepri (Kepulauan Riau), Sumatera Utara, Jambi, masih OK. Jadi itu terus kami pantau dan semua fasilitas pelayanan kesehatan disiagakan," katanya di Kompleks Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengirimkan ratusan ribu masker pelindung kepada masyarakat yang di Riau dan Kepulauan Riau. Begitu pula mensosialisasikan berbagai informasi yang dibutuhkan rakyat menghadapi asap pembakaran hutan tersebut.
Ia mengakui terdapat peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat asap kebakaran hutan tersebut. Sampai saat ini, tidak ada korban yang dirawat inap. Namun demikian, dirinya tidak mengetahui pasti jumlah korban.
Ia menambahkan, para korban asap yang mengalami gangguan pernapasan akan dibebaskan dari biaya perawatan. "Selama ini semua sudah tercover dalam jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan jamkesda (jaminan kesehatan daerah), jadi tidak pungut biaya," katanya
Menkes juga telah melaporkan kepada Wakil Presiden Boediono dirinya terpilih menjadi 'Chair of The Board' (Ketua) of The Global Fund (TGF) atau Ketua Dewan Global Fund sejak 19 Juni 2013 menggantikan Simon Bland.
"Kita bersyukur dan bangga baru pertama kali dari negara berkembang, baru pertama kali perempuan, dan pertama kali perempuan dari Asia," kata Nafsiah mengomentari terpilihnya ia menjadi ketua The Global Fund.
The Global Fund merupakan organisasi yang bergerakan dalam pembiayaan untuk memberantas tiga penyakit yaitu Aids, TBC dan Malaria.
"Dan sejak 2002 sampai sekarang mengumpulkan dan membantu negara - negara yang bermasalah tiga penyakit ini sebanyak 25 miliar dolar AS, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri yang sudah disetujui dalam 10 tahun itu kira-kira 527 juta dolar AS dan kita sudah Pakai 493 juta dolar AS," katanya.
(N. Yuliastuti)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Setiap hari atau malah dua kali sehari kami tetap monitor tingkat pencemaran, itu satu. Semua fasilitas pelayanan kesehatan di Riau, Kepri (Kepulauan Riau), Sumatera Utara, Jambi, masih OK. Jadi itu terus kami pantau dan semua fasilitas pelayanan kesehatan disiagakan," katanya di Kompleks Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengirimkan ratusan ribu masker pelindung kepada masyarakat yang di Riau dan Kepulauan Riau. Begitu pula mensosialisasikan berbagai informasi yang dibutuhkan rakyat menghadapi asap pembakaran hutan tersebut.
Ia mengakui terdapat peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat asap kebakaran hutan tersebut. Sampai saat ini, tidak ada korban yang dirawat inap. Namun demikian, dirinya tidak mengetahui pasti jumlah korban.
Ia menambahkan, para korban asap yang mengalami gangguan pernapasan akan dibebaskan dari biaya perawatan. "Selama ini semua sudah tercover dalam jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan jamkesda (jaminan kesehatan daerah), jadi tidak pungut biaya," katanya
Menkes juga telah melaporkan kepada Wakil Presiden Boediono dirinya terpilih menjadi 'Chair of The Board' (Ketua) of The Global Fund (TGF) atau Ketua Dewan Global Fund sejak 19 Juni 2013 menggantikan Simon Bland.
"Kita bersyukur dan bangga baru pertama kali dari negara berkembang, baru pertama kali perempuan, dan pertama kali perempuan dari Asia," kata Nafsiah mengomentari terpilihnya ia menjadi ketua The Global Fund.
The Global Fund merupakan organisasi yang bergerakan dalam pembiayaan untuk memberantas tiga penyakit yaitu Aids, TBC dan Malaria.
"Dan sejak 2002 sampai sekarang mengumpulkan dan membantu negara - negara yang bermasalah tiga penyakit ini sebanyak 25 miliar dolar AS, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri yang sudah disetujui dalam 10 tahun itu kira-kira 527 juta dolar AS dan kita sudah Pakai 493 juta dolar AS," katanya.
(N. Yuliastuti)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013