Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,09 persen selama triwulan II  2013 menjadi Rp9.925 per dolar AS, atau secara rata-rata melemah 1,03 persen (qtq) menjadi Rp9.781 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah pada triwulan II-2013 mengalami depresiasi sesuai dengan nilai fundamentalnya," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Agus menuturkan, seperti halnya pelemahan mata uang negara-negara di kawasan Asia, depresiasi nilai tukar rupiah terutama dipengaruhi penyesuaian kepemilikan non-residen di aset keuangan domestik.

"Itu (pelemahan rupiah) juga dipicu oleh sentimen terkait pengurangan (tapering off) stimulus moneter oleh the Fed," ujar Agus.

Menurut Agus, perkembangan tersebut mengakibatkan pelemahan rupiah sejalan dengan tren pergerakan mata uang negara-negara di kawasan Asia.

Penyusutan nilai rupiah di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi di Filipina mencapai sebesar 4,94 persen, Singapura 3,97 persen, dan Malaysia 3,13 persen.

Agus mengatakan, di Jepang dan Korea bahkan mengalami depresiasi yang cukup dalam yakni masing-masing sebesar 14 persen dan 7 persen.

"Kami memandang bahwa perkembangan nilai tukar pada saat ini menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia," kata Agus.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013