Sintang (Antara Kalbar) - Bangunan sekolah yang berupa gubuk ternyata tidak hanya ada di daerah perbatasan di  Dusun Mungguk Kubu Hilir, Kecamatan Ketungau Tengah, tapi ada puluhan bangunan SD jarak jauh di Kabupaten Sintang yang bernasib sama, kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, YAT Lukman Riberu.

"Hal ini bukanlah kelalaian dari pihak kami, tapi karena keterbatasan dana yang dimiliki Dinas Pendidikan. Sebab Dinas Pendidikan bisa berbuat apa saja termasuk membangun sekolah jika dananya cukup. Ini PR kita semua,” tegasnya.

Kadisdik Sintang inipun mengungkapkan gubuk yang demikian menjadi tempat sekolah bukan hanya di satu atau dua tempat saja, melainkan ada puluhan bangunan sekolah yang kondisinya sama baik di daerah perbatasan maupun pedalaman Kabupaten Sintang. Rata-rata bangunan sekolah yang seperti itu merupakan bangunan SD Jarak Jauh.

“Kami akan membangunnya secara bertahap sebab DAK yang kami peroleh masih prioritaskan untuk memperbaiki bangunan sekolah-sekolah induk dulu. Bagaimana mungkin sekolah induknya saja masih banyak mengalami rusak berat lalu yang kelas jauh harus diutamakan,” jelasnya.

Di jauh-jauh hari, Disdik Sintang sudah sering mengingatkan, jika masyarakat ingin mendirikan SD kelas jauh maka masyarakat harus menyiapkan ruangan dan tenaga gurunya.

Untuk SD kelas jauh ini, tidak adil rasanya hanya menyoroti fisik bangunannya saja tapi perlu diketahui di sekolah-sekolah kelas jauh ini sebagian besar tidak memiliki tenaga guru PNS. “Hampir semua sekolah kelas jauh mengandalkan guru kontrak dan guru honorer. Kondisi ini karena Sintang kekurangan tenaga guru,” tuturnya.

Di hari kemerdekaan ini, Lukman mengajak semua pihak untuk instropeksi diri bahwa memajukan pendidikan bukan hanya tugas Dinas Pendidikan tapi tugas bersama semua elemen masyarakat. Dia menegaskan setiap tahun, pihaknya mengingatkan perhatian Pemkab Sintang terhadap dunia pendidikan masih kurang.

Diungkapkan Lukman, dana untuk pendidikan dari pemerintah pusat justru lebih besar dari dana yang diberikan oleh daerah sendiri. Ini sangat terbalik. Harusnya daerah bisa memberikan perhatian yang maksimal untuk sektor pendidikan.

Lukman pun blak-blakan menceritakan jika rencana pagu anggaran yang diberikan Dinas Pendidikan untuk pembangunan fisik di tahun 2014 mendatang hanya Rp500 juta. “Kalau dananya hanya segini, maka Disdik Sintang hanya bisa membangun lima lokal kelas saja. Padahal ada 116 SD yang ruang kelasnya mengalami kerusakan.

Sementara ruang kelas SD yang mengalami rusak berat ada 424 ruang kelas. Untuk yang rusak sedang ada 690 ruang kelas. “Jadi ada sekitar 1.114 ruang kelas yang mengalami rusak sedang dan rusak berat,” ungkapnya.

Lukman pun membantah jika Disdik Sintang dianggap tidak punya grand desain dan program skala prioritas dalam memajukan pendidikan di Sintang. “Kami punya hanya dananya yang terbatas. Karena itu, kami minta pada anggota dewan terhormat untuk menggunakan dana-dana aspirasinya bagi pembangunan di sektor pendidikan. Jangan hanya barau dan jalan-jalan kecil dalam gang saja yang diurus. Tapi sektor pendidikan seperti membantu pembangunan sekolah juga perlu diperhatikan,” pintanya.

Dengan pagu dana yang hanya Rp500 juta untuk pembangunan fisik, lanjut Lukman, Disdik Sintang tampaknya harus kembali mengandalkan dana bantuan dari pemerintah pusat. Dia pun berharap DPRD Kabupaten Sintang bisa menganggarkan dana yang lebih besar untuk Dinas Pendidikan di tahun 2014.

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013