Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengimbau seluruh warga kota itu untuk melakukan tiga gerakan yakni menguras, menutup tempat penyimpanan air dan menimbun sampah (3M) guna mencegah penyakit demam berdarah akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

"Karena nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di air yang jernih dan bersih, seperti di air yang disimpan di tempat penampungan, bukan di air kotor," kata Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Rasimin, Minggu.

Ia menjelaskan, prilaku hidup bersih dengan menjaga lingkungan sekitar agar selalu bersih salah satu upaya yang ampuh dalam mencegah penyakit DBD akibat gigittan nyamuk Aedes Aegypti.

"Saya juga mengimbau warga untuk tidak ragu meminta obat abate atau fogging (pengasapan) kepada Puskemas atau Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Saya pastikan petugas akan langsung memberikan abate serta fogging gratis bagi warga yang membutuhkan," ujarnya.

Jika ada warga yang positif terkena DBD bisa minta fogging dan akan dilakukan fogging khusus untuk lokasi yang sudah positif ada penderita DBD tersebut, katanya.

Dinkes Kota Pontianak berupaya menekan penderita DBD, secara rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan setiap hari Jumat.

Kegiatan yang dilakukan melalui Puskesmas dan kelurahan itu diharapkan bisa menurunkan angka kasus DBD di Pontianak, tentunya ia berharap partisipasi dari warga Pontianak agar bebas dari DBD.

Data Dinkes Kota Pontianak sejak Januari hingga November 2013 tercatat sekitar 73 warga Pontianak terkena DBD, yakni rata-rata yang berusia 2-15 tahun, dari jumlah itu dua orang meninggal karena terlambat dilakukan pengobatan oleh keluarga, kata Rasimin.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013