Pontianak (Antara Kalbar) - Direktur RSUD dr Soedarso Pontianak dr Gede Sanjaja menegaskan pelayanan di rumah sakit tersebut terutama untuk tindakan darurat dan bagi masyarakat miskin tetap berlangsung.

"Memang tadi ada yang sempat tidak ada, tapi sudah dicek, beberapa ada yang ikut pelatihan di Universitas Tanjungpura," kata Gede Sanjaja di Pontianak, Rabu.

Ia juga mengecek kalau ada dokter yang sengaja tidak hadir memberi pelayanan di rumah sakit terbesar milik pemerintah daerah di Kalbar itu.

"Dan ada dokter yang sudah dipanggil untuk datang," kata dia.

Ia mengakui, ada imbauan dari Ikatan Dokter Indonesia sebagai wujud solidaritas sesama dokter.

Namun untuk pasien miskin dan sifatnya darurat, tetap dilayani. "Saya setuju dengan solidaritas, tetapi kewajiban tetap jalan," ujar dia.

Ia sendiri mewujudkan itu dengan tidak membuka praktik pada malam hari.

Pada Selasa (26/11), pihaknya juga sudah mengadakan rembuk dengan jajaran internal. "Pemda juga tidak setuju kalau dokter mogok kerja," katanya menegaskan.

Ketua Komite Medik RSUD dr Soedarso dr Dedeth Primadi saat dihubungi mengatakan ada dokter yang mengikuti pelatihan di Universitas Tanjungpura mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB.

Komite Medik tugasnya membantu direktur dalam melakukan standar prosedur rumah sakit, serta mengawasi tingkah laku dokter sekaligus memberi masukan.

Kalau terjadi pelanggaran etika, dan membuat malpraktik, maka Komite Medik memeriksa dokter yang bersangkutan.

Ia sepakat bahwa dokter tidak kebal hukum. "Tetapi prosedurnya harus jelas," kata Gede Sanjaja.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013