Ankara (Antara/AFP) - Puluhan ribu demonstran turun di jalan-jalan ibu kota Turki, Ankara, Sabtu untuk memprotes pemerintah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang digoyang oleh satu penyelidikan korupsi.

Ketika Erdogan tiba di Ankara setelah kunjungan sepekan ke Asia, sekitar 20.000 pemrotes yang berkumpul di Taman Shiye menerakkan "revolusi ini akan membersihkan sampah ini" dan "mereka adalah pencuri".

Sejumlah pemrotes juga membagi-bagikan dolar palsu dengan foto Erdogan pada uang itu.

Skandal korupsi melibatkan sekutu-sekutu dekat Erdogan melanda pemerintahnya antara lain para pejabat penting, dan menimbulkan  tantangan terbesar pada pemerintah 11 tahunnya.

Skandal itu muncul pada 17 Desember, ketika beberapa tokoh publik termasuk para pengusaha terkenal dan putra-putra tiga menteri, ditahan atas tuduhan-tuduhan suap bagi pembangunan proyek-proyek  serta transfer uang gelap ke Iran yang terkena sanksi-sanksi internasional itu.

Penahanan itu memaksa dilakukan satu perombakan kabinet setelah  tiga menteri terkait mengundurkan diri, perdana menteri itu  menanggapi dengan marah pada penyelidikan itu, menyebutnya satu "komplotan kotor" untuk mendiskredit pemerintahnya.

Ia memecat ratusan komandan polisi dalam satu pembersihan  besar-besaran dan mengekang kekuasaan pengadilan.

Pemerintah Erdogan, yang berkuasa sejak tahun 2002, menuduh para pendukung ulama Fethullah Gulen yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat, yang memiliki pengaruh besar dalam polisi dan pengadilan, menghasut untuk dilakukan penyelidikan korupsi.

Lami Ozgen, salah seorang pemimpin protes mengatakan skandal itu menyoroti wajah asli pemerintah dan gerakan Gulen.

Gulen adalah seorang pendukung penting partai AKP yang berkuasa ketika pertama kali berkuasa tahun 2002.

Tetapi kedua tokoh itu pecah setelah pemerintah menutup satu jaringan sekolah swasta yang dikelola  oleh gerakan itu.

"Kami tidak akan menjadi penonton semata terhadap pergolakan kekuasaan ini, karena mereka memakan gaji kami dan masa depan anak-anak kami." kata Ozgen.

Gulen, yang meninggalkan Turki menuju AS tahun 1999  setelah dituduh bersekongkol untuk membentuk satu negara Islam, membantah terlibat dalam penyelidikan korupsi itu.

Parlemen mulai Jumat membahas perubahan-perubahan yang diusulkan AKP yang ditolak badan pengadilan sebagai tidak konstitusional dan menimbulkan kecaman dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Erdogan mengecam  satu "kudeta judisial"  menuduh para jaksa yang menangani kasus itu  bersekongkol untuk  merusak dia dan pemerintahnya.


Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014