Jakarta (Antara Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh negara Asia Timur meningkatkan upaya bersama guna mendukung pembangunan kapasitas rakyat Palestina untuk mewujudkan Palestina yang merdeka dan berdaulat.
"Kita memiliki tanggung jawab untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina menyiapkan dirinya untuk memimpin negara masa depan mereka. Oleh karena itu membantu meningkatkan kapasitas mereka adalah hal yang penting. Kita harus memastikan mereka mampu menyediakan kebutuhan dasar bagi rakyatnya selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik," kata Presiden di Jakarta, Sabtu, saat membuka Konferensi ke dua Kerja sama Negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD II).
Menurut Presiden, Indonesia dan negara-negara Asia Timur lainnya harus memberikan upaya tambahan pada mekanisme yang sudah ada guna mendukung Palestina antara lain dengan memperkuat peran sektor swasta dalam upaya pembangunan ekonomi Palestina.
Oeh karena itu, Presiden menyambut baik keterlibatan para pengusaha dalam konferensi kali ini. Ia mengatakan, penguatan interaksi ekonomi akan mendorong keterlibatan komunitas bisnis Palestina dalam kegiatan ekonomi yang lebih mendunia yang juga diharapkan akan membuka peluang yang lebih baik untuk otoritas Palestina menarik investor asing.
Ia menilai sebuah negara Palestina yang merdeka dan memiliki perekonomian yang stabil sudah pasti akan mampu berkontribusi untuk keamanan dunia dan stabilitas di Timur Tengah nantinya.
Presiden Yudhoyono menyampaikan perjuangan rakyat Palestina yang sudah berlangsung selama lebih dari lima dasawarsa mencapai puncak tertingginya ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2012 menjadikan Palestina sebagai negara peninjau bukan anggota.
"Kita menantikan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan penuh Palestina, serta sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa Bangsa," katanya.
Pertemuan CEAPAD II merupakan pertemuan setingkat menteri negara-negara Asia Timur dan mitra pembangunan lainnya. Kesediaan Indonesia sebagai tuan rumah merupakan bentuk dukungan pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap Palestina serta memperjelas posisi Indonesia di antara negara Asia Timur sebagai salah satu aktor utama yang konsisten menyuarakan perjuangan Palestina.
Berbeda dengan CEAPAD I di Tokyo, Jepang, CEAPAD II melibatkan pihak swasta. Bekerja sama dengan Kadin Indonesia, diselenggarakan pula "CEAPAD Business Meeting and Trade Expo" pada 1-2 Maret di Jakarta. Sebanyak 30 pengusaha Palestina akan berpartisipasi pada kegiatan tersebut.
Konferensi CEAPAD II dihadiri oleh 31 perwakilan, terdiri atas 13 negara peserta, lima organisasi internasional, dan 13 negara observer antara lain AS, Australia, Norwegia, India, Uni Eropa, serta sejumlah negara Timur Tengah.
Sebelumnya saat bertemu dengan PM Palestina Rami Hamdallah di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (28/2), Presiden Yudhoyono menegaskan Indonesia meningkatkan komitmen untuk membantu Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat.
"Hubungan bilateral kita (Indonesia-Palestina-red) baik dan terus berkembang, menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan mencari peluang kerja sama yang baru," katanya.
Kepala Negara mengatakan ada tiga sektor kerja sama antara Indonesia dan Palestina yang terus ditingkatkan yaitu di bidang politik, ekonomi dan hubungan antara manusia seperti pendidikan dan pariwisata,
"Di bidang politik Indonesia menggarisbawahi komitmen untuk mewujudkan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka. Itu posisi Indonesia, Indonesia akan berkontribusi pada upaya itu," kata Presiden.
Indonesia, kata Presiden, senang Palestina telah menjadi negara peninjau di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjadi negara anggota UNESCO.
"Dan kami berharap (Palestina-red) menjadi anggota organisasi internasional lainnya," tegas Kepala Negara.
Presiden menambahkan,"Indonesia juga mendorong upaya untuk pencapaian perdamaian dan negara Palestina merdeka dan berdaulat.
"Hal itu terus kami dukung."
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kita memiliki tanggung jawab untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina menyiapkan dirinya untuk memimpin negara masa depan mereka. Oleh karena itu membantu meningkatkan kapasitas mereka adalah hal yang penting. Kita harus memastikan mereka mampu menyediakan kebutuhan dasar bagi rakyatnya selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik," kata Presiden di Jakarta, Sabtu, saat membuka Konferensi ke dua Kerja sama Negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD II).
Menurut Presiden, Indonesia dan negara-negara Asia Timur lainnya harus memberikan upaya tambahan pada mekanisme yang sudah ada guna mendukung Palestina antara lain dengan memperkuat peran sektor swasta dalam upaya pembangunan ekonomi Palestina.
Oeh karena itu, Presiden menyambut baik keterlibatan para pengusaha dalam konferensi kali ini. Ia mengatakan, penguatan interaksi ekonomi akan mendorong keterlibatan komunitas bisnis Palestina dalam kegiatan ekonomi yang lebih mendunia yang juga diharapkan akan membuka peluang yang lebih baik untuk otoritas Palestina menarik investor asing.
Ia menilai sebuah negara Palestina yang merdeka dan memiliki perekonomian yang stabil sudah pasti akan mampu berkontribusi untuk keamanan dunia dan stabilitas di Timur Tengah nantinya.
Presiden Yudhoyono menyampaikan perjuangan rakyat Palestina yang sudah berlangsung selama lebih dari lima dasawarsa mencapai puncak tertingginya ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2012 menjadikan Palestina sebagai negara peninjau bukan anggota.
"Kita menantikan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan penuh Palestina, serta sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa Bangsa," katanya.
Pertemuan CEAPAD II merupakan pertemuan setingkat menteri negara-negara Asia Timur dan mitra pembangunan lainnya. Kesediaan Indonesia sebagai tuan rumah merupakan bentuk dukungan pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap Palestina serta memperjelas posisi Indonesia di antara negara Asia Timur sebagai salah satu aktor utama yang konsisten menyuarakan perjuangan Palestina.
Berbeda dengan CEAPAD I di Tokyo, Jepang, CEAPAD II melibatkan pihak swasta. Bekerja sama dengan Kadin Indonesia, diselenggarakan pula "CEAPAD Business Meeting and Trade Expo" pada 1-2 Maret di Jakarta. Sebanyak 30 pengusaha Palestina akan berpartisipasi pada kegiatan tersebut.
Konferensi CEAPAD II dihadiri oleh 31 perwakilan, terdiri atas 13 negara peserta, lima organisasi internasional, dan 13 negara observer antara lain AS, Australia, Norwegia, India, Uni Eropa, serta sejumlah negara Timur Tengah.
Sebelumnya saat bertemu dengan PM Palestina Rami Hamdallah di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (28/2), Presiden Yudhoyono menegaskan Indonesia meningkatkan komitmen untuk membantu Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat.
"Hubungan bilateral kita (Indonesia-Palestina-red) baik dan terus berkembang, menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan mencari peluang kerja sama yang baru," katanya.
Kepala Negara mengatakan ada tiga sektor kerja sama antara Indonesia dan Palestina yang terus ditingkatkan yaitu di bidang politik, ekonomi dan hubungan antara manusia seperti pendidikan dan pariwisata,
"Di bidang politik Indonesia menggarisbawahi komitmen untuk mewujudkan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka. Itu posisi Indonesia, Indonesia akan berkontribusi pada upaya itu," kata Presiden.
Indonesia, kata Presiden, senang Palestina telah menjadi negara peninjau di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjadi negara anggota UNESCO.
"Dan kami berharap (Palestina-red) menjadi anggota organisasi internasional lainnya," tegas Kepala Negara.
Presiden menambahkan,"Indonesia juga mendorong upaya untuk pencapaian perdamaian dan negara Palestina merdeka dan berdaulat.
"Hal itu terus kami dukung."
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014