Washington (Antara Kalbar/AFP) - Amerika Serikat menuduh pemberontak Libya melakukan pencurian pada Minggu, setelah kelompok itu memuat minyak ke kapal tangki Korea Utara dua hari berturut-turut.
Washington juga memperingatkan calon pembeli atas kemungkinan hukuman.
Kelompok separatis adalah mantan pemberontak, yang berbalik melawan pemerintah sementara di negara bergolak Afrika utara itu setelah penggulingan Moamar Gaddafi dalam pemberontakan 2011.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan bahwa sebuah kapal yang berlayar dengan nama 'Morning Glory' memuat minyak tidak sah yang diperoleh di pelabuhan Libya As- Sidra," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan ini bertentangan dengan hukum dan berarti mencuri dari rakyat Libya," katanya.
Kelompok separatis telah memblokade terminal minyak di Libya timur yang telah dipercayakan kepada mereka untuk dijaga, berusaha mencari otonomi dan bagian dari pendapatan minyak yang menguntungkan.
Perdana Menteri Libya Ali Zeidan memerintahkan mereka berhenti atau tangki itu dibom, sementara Menteri Perminyakan Omar Shakmak menuduh kelompok separatis melakukan "pembajakan".
"Minyak itu milik Perusahaan Minyak Nasional Libya dan mitranya," kata Psaki. Ia mengatakan bahwa termasuk sebagai mitra adalah perusahaan AS.
"Setiap penjualan minyak tanpa otorisasi dari pihak ini menempatkan pembeli beresiko terkena tanggung jawab perdata, denda dan sanksi lain dalam sejumlah yurisdiksi," katanya.
(G.N.C. Aryani)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Washington juga memperingatkan calon pembeli atas kemungkinan hukuman.
Kelompok separatis adalah mantan pemberontak, yang berbalik melawan pemerintah sementara di negara bergolak Afrika utara itu setelah penggulingan Moamar Gaddafi dalam pemberontakan 2011.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan bahwa sebuah kapal yang berlayar dengan nama 'Morning Glory' memuat minyak tidak sah yang diperoleh di pelabuhan Libya As- Sidra," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan ini bertentangan dengan hukum dan berarti mencuri dari rakyat Libya," katanya.
Kelompok separatis telah memblokade terminal minyak di Libya timur yang telah dipercayakan kepada mereka untuk dijaga, berusaha mencari otonomi dan bagian dari pendapatan minyak yang menguntungkan.
Perdana Menteri Libya Ali Zeidan memerintahkan mereka berhenti atau tangki itu dibom, sementara Menteri Perminyakan Omar Shakmak menuduh kelompok separatis melakukan "pembajakan".
"Minyak itu milik Perusahaan Minyak Nasional Libya dan mitranya," kata Psaki. Ia mengatakan bahwa termasuk sebagai mitra adalah perusahaan AS.
"Setiap penjualan minyak tanpa otorisasi dari pihak ini menempatkan pembeli beresiko terkena tanggung jawab perdata, denda dan sanksi lain dalam sejumlah yurisdiksi," katanya.
(G.N.C. Aryani)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014