Sintang (Antara Kalbar) - Ribuan lahan pertanian di Kabupaten Sintang mengering akibat kemarau yang melanda daerah ini. Para petani di Kabupaten Sintang mengalami gagal panen, salah satunya di Desa Karya Baru, Kecamatan Kayan Hilir.

Sekretaris Desa Karya Baru, Daniel menyampaikan para petani di Desa Karya Baru banyak yang gagal panen akibat kemarau. “Semua petani rata-rata mengalami gagal panen,” ungkapnya.

Dia mengatakan lahan pertanian milik masyarakat mengalami kekeringan, sehingga padi banyak yang mati. Kalaupun ada petani yang masih bisa panen, mereka hanya bisa panen beberapa karung saja.

“Biasanya, satu KK bisa panen puluhan karung tapi akibat kemarau ini hanya beberapa karung saja. Bahkan ada yang hanya bisa dapat untuk benih saja,” ungkapnya.
   
Masyarakat Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu, Jimun juga menyampaikan yang sama. Dia mengatakan petani di Desa Mapan Jaya gagal panen semua.

Dikatakannya lahan pertanian tadah hujan milik masyarakat mengalami kekeringan akibat musim kemarau. “Paling tidak di desa ini ada sekitar 150 hektar lahan pertanian. Semuanya gagal panen. Padahal tahun-tahun lalu hasilnya cukup banyak,” ungkapnya.

Jimun mengungkapkan kondisi tanaman padi seperti di semprot. Padi yang sudah tumbuh pun tidak berbuah tapi justru mengering. Dia mengatakan akibat gagal panen ini, masyarakat di Desa Mapan Jaya tidak bisa bercocok tanam lagi karena bibit sudah habis. Selain padi, cabai dan sayur-sayuran yang ditanam masyarakat juga kering. “Tidak ada air untuk menyiram akibat kemarau terus,” tuturnya.

Kades Nanga Mau, Ayub mengatakan di Desa Nanga Mau setidaknya 80 persen lahan pertanian mengalami kekeringan. Di desa ini, katanya paling tidak terdapat 180-200 hektar lahan pertanian.

Dikatakan dia, kondisi padi tumbuh kemudian mengering. Padi yang masih hidup pun kalau berbuah tidak ada isinya. Begitu juga dengan cabai mengalami kekeringan.

“Akibat kemarau ini, tingkat perekonomian masyarakat di Kayan Hulu dan Kayan Hilir menurun sekitar 50 persen,” ungkapnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Askiman menyampaikan pihaknya sudah menerima laporan dari petugas PPL dan masyarakat di beberapa desa tentang adanya bencana kekeringan yang melanda desa mereka.

Dia mengatakan BPBD Sintang sudah mulai menginventarisir dampak dari bencana kekeringan ini. “Kami sedang inventarisir berapa luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Kami akan mengajukan bantuan tanggap darurat ke provinsi dan pusat. Sintang sedang mengalami bencana kekeringan dan dalam kondisi darurat gagal panen,” ungkap Askiman.

Dikatakan Askiman, dari data yang sudah masuk ke BPBD Sintang, total lahan pertanian yang mengalami kekeringan sekitar 20 ribu hektar. Bencana kekeringan ini merata di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang. “Lahan pertanian yang mengalami kekeringan ini merupakan lahan pertanian untuk musim tanam kedua tahun lalu yang seharusnya bisa panen di bulan ini,” jelasnya.

Pewarta: Faiz

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014