Pontianak (Antara kALBAR) - Milton Pakpahan, seorang politikus muda Indonesia dari Partai Demokrat. Pria kelahiran 2 September 1963 ini, terpilih sebagai anggota Komisi VII DPR RI (2009–2014) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Riset Teknologi dan Lingkungan Hidup.

Kini, putra asli Tapanuli dari ayah yang merupakan pioneer marga Pakpahan di Jakarta ini dipercaya sebagai Ketua Komisi VII DPR RI sejak 12 Juni 2014. Ia menggantikan Sutan Bhatoegana yang sedang fokus terhadap persoalan hukum yang dihadapinya.

Jiwa kepemimpinan dan pengalaman panjang yang dimilikinya, telah menempatkan Milton Pakpahan sebagai tokoh muda dan politikus andal. Di kepemimpinan Komisi VII DPR, Milton kini menjadi pilar pengawal ketahanan energi nasional.

Sejak kecil Milton Pakpahan telah akrab dengan dunia organisasi dan kepemimpinan. Ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD), Milton aktif dalam kegiatan berorganisasi mulai dari kegiatan di lingkungan gereja dan berbagai kegiatan di lingkungan sekolah mulai SD hingga SMA.

Selepas sekolah menengah atas, Milton kemudian melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Juni 1983–Oktober 1988 mengambil jurusan Teknik Fisika (Bangunan dan Kontrol Otomatik).

Jiwa kepemimpinan Milton makin terbentuk saat dipercaya menjadi Ketua Angkatan dan pengurus pada berbagai kegiatan intra dan extra kurikuler di lingkungan kampus. Ketua Organisasi Pemuda (Naposobulung) HKBP Dago dan Ketua Presidium NHKBP yang terdiri atas empat wilayah di Bandung pada 1986.

Milton sempat bekerja di beberapa perusahaan swasta. Hingga mengabdikan diri di perusahaan minyak dan gas (migas) nasional, PT Pertamina di Balikpapan dan pindah ke Pertamina Pusat.

Saat berada di Balikpapan, Milton bertemu gadis pujaan hati yang kini menjadi pendamping hidupnya, Dr Merry Lidya Silalahi.

Di tengah dedikasi untuk membangun negeri lewat kiprahnya sebagai pekerja di BUMN yang selama ini menjadi lokomotif pembangunan ekonomi nasional, Milton mendapat promosi untuk melanjutkan sekolah di Texas, Amerika Serikat (AS). Sementara pada saat yang sama, dia juga mendapatkan promosi untuk bersekolah di Boston, AS. Kebetulan sang istri juga mendapat promosi sekolah di Boston.

Namun perjalanan kehidupan tidak selamanya berjalan mulus dan penuh dengan pengorbanan.
Sebab memasuki usia pernikahan mencapai 5 tahun, Milton dan Merry tak jua dikaruniai buah hati.
Berbagai upaya medis dilakukan, namun tidak membuahkan hasil. Melalui pergumulan dalam doa, dengan kesepakatan bersama, ia memutuskan berhenti bekerja dan keluar dari Pertamina, dan melanjutkan S2 di Jakarta.

Keputusan berani yang diambil Milton untuk keluar dari Pertamina memang tepat. Selang beberapa bulan, Merry istrinya akhirnya mengandung anak pertama. Keputusan itu juga berbuah manis, setelah ia berhasil menyandang Magister Management (S2)  Spesialisasi Pemasaran dan Keuangan dari Institut Bisnis Indonesia (IBiI) pada  November 1997.

Lepas berkarier dari Pertamina, Milton terus membangun usaha sendiri. Berbekal jaringan dan skill yang dimilikinya, Milton mampu mendirikan kantor usaha yang mampu memberikan pendapatan bagi pekerjanya dan multiplier effect bagi masyarakat luas.

Jiwa aktivis Milton tidak pernah padam, meski telah menggapai kemapanan. Ia tidak lelah membangun pergaulan dengan berbagai kalangan. Bergulat dengan forum dan kelompok diskusi hingga kelompok sosial dan politik di Tanah Air.

Dari pergaulan tersebut membawa ia pada berbagai kelompok yang mengadakan pergerakan untuk menumbangkan orde baru pada 1998 lalu di Senayan. Ia bersama teman-temannya bergabung untuk membantu perjuangan para mahasiswa.

Debut Milton terus bergulir hingga menapaki politik praktis. Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendirikan Partai Demokrat, tanpa keraguan Milton memutuskan bergabung dengan Partai Demokrat.
Cita cita yang jelas tertuang dalam visi dan misi partai tersebut menjadi alasan ia berpolitik praktis.
Pada 2003, ia bergabung dengan Partai Demokrat dan ia menjadi calon legislatif dari dapil Jawa Tengah pada 2004.

Kepiawaiannya berorganisasi, Milton mendirikan kelompok pemuda di lingkungan Partai Demokrat, bernama Komite Nasional Pemuda Demokrat (KNPD) didirikan di Danau Toba. Komite ini mengabungkan semua elemen pemuda demokrat untuk bersatu padu dalam perjuangan.

Di KNPD tersebut, Milton sebagai penasehat Angkatan Muda Demokrat, dan dalam kurun waktu dua tahun, Angkatan Muda Demokrat telah terbentuk dan tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Dalam struktural kepartaian hasil Kongres Partai Demokrat di Bali pada 2005, oleh Hadi Utomo, Ketua Umum Partai Demokrat, Milton di percaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Bidang Energi, Lingkungan Hidup dan Bantuan Bencana Alam.

Milton pun ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah Papua, menjadi Pejabat Sementara Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Provinsi Papua. Lewat kiprahnya di lembaga parlemen, Milton berupaya keras memperjuangkan kepentingan rakyat dan mengawal pemanfaatan energi untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014