Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengatakan pemberitaan pers nasional, baik di media cetak maupun elektronik, yang berpihak pada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang Pemilu 9 Juli 2014 bukan berarti terbelah.
"Berbeda pendapat dan keberpihakan adalah hal yang biasa bahkan perbedaan pendapat adalah salah satu isi dari kebebasan pers," kata Bagir ketika ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Agung itu, pemberitaan media mengenai dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, masih wajar karena pers tidak menggunakan pendekatan konflik dalam menyampaikan informasi.
"Pendekatan konflik ini yang bahaya. Tetapi sejauh ini saya tidak melihat hal tersebut, tidak melihat ada yang mengklaim ini salah dan itu benar," kata Bagir.
Terkait beberapa perusahaan pers yang pemilik modalnya mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres, Bagir tidak melihat masalah bagi pers sejauh pemilik modal dan wartawan sama-sama tahu batasan intervensi.
Penerapan prinsip-prinsip dan profesionalisme junalistik serta kepatuhan pada ketentuan-ketentuan pers, menurut Bagir, juga merupakan kunci bagi pers untuk tetap menghasilkan produk jurnalistik yang baik dan berkualitas.
Terkait pemberitaan mengenai sebuah tabloid yang menyerang salah satu pasangan capres dan cawapres, Bagir mengatakan bahwa tabloid tersebut bukan produk pers sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu menegaskan bahwa pers mempunyai kewajiban untuk memberi penjelasan kepada masyarakat mengenai mana yang produk jurnalistik dan yang mana yang bukan.
Menurut Bagir, semua hal terkait pemberitaan media saat ini perlu dimaklumi mengingat Pemilu yang berlangsung lima tahun sekali.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Berbeda pendapat dan keberpihakan adalah hal yang biasa bahkan perbedaan pendapat adalah salah satu isi dari kebebasan pers," kata Bagir ketika ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Agung itu, pemberitaan media mengenai dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, masih wajar karena pers tidak menggunakan pendekatan konflik dalam menyampaikan informasi.
"Pendekatan konflik ini yang bahaya. Tetapi sejauh ini saya tidak melihat hal tersebut, tidak melihat ada yang mengklaim ini salah dan itu benar," kata Bagir.
Terkait beberapa perusahaan pers yang pemilik modalnya mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres, Bagir tidak melihat masalah bagi pers sejauh pemilik modal dan wartawan sama-sama tahu batasan intervensi.
Penerapan prinsip-prinsip dan profesionalisme junalistik serta kepatuhan pada ketentuan-ketentuan pers, menurut Bagir, juga merupakan kunci bagi pers untuk tetap menghasilkan produk jurnalistik yang baik dan berkualitas.
Terkait pemberitaan mengenai sebuah tabloid yang menyerang salah satu pasangan capres dan cawapres, Bagir mengatakan bahwa tabloid tersebut bukan produk pers sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu menegaskan bahwa pers mempunyai kewajiban untuk memberi penjelasan kepada masyarakat mengenai mana yang produk jurnalistik dan yang mana yang bukan.
Menurut Bagir, semua hal terkait pemberitaan media saat ini perlu dimaklumi mengingat Pemilu yang berlangsung lima tahun sekali.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014