Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Ganjar Kurnia menegaskan mahasiswa yang ketahuan menjadi joki pada pelaksanaan akan dikeluarkan dari perguruan tinggi.

"Bentuk sanksinya diserahkan kepada perguruan tinggi bersangkutan. Sanksi terberatnya akan dikeluarkan dari perguruan tinggi itu," ujar Ganjar saat mendampingi Mendikbud Mohammad Nuh sidak di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa.

Dia menambahkan mahasiswa yang menjadi joki akan mengalami kerugian besar, pertama akan dikeluarkan dari kampus dan sulit melanjutkan pendidikan. Untuk itu, dia meminta agar peserta jujur dalam ujian tertulis tersebut.

"Setengah jam pertama, sebelum SBMPTN dilangsungkan, pengawas mencocokkan wajah peserta dengan kartu. Kalau berbeda, tidak boleh ikut ujian," kata dia.

Jumlah peserta SBMPTN meningkat dari sebelumnya 558.789 pada 2013 menjadi 664.509 pada 2014. Terdiri dari kelompok ujian saintek sebanyak 240.278 peserta, kelompok ujian soshum sebanyak 258.035 peserta, dan kelompok ujian campuran sebanyak 166.196 peserta.

"Pada tahun ini terdapat 193 peserta difabel. Kami mengerahkan pengawas untuk membantu mereka dalam mengikuti ujian tulis."
 
Sebanyak 63 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ikut dalam SBMPTN yang terdiri dari 54 PTN dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 9 PTN dibawah Kementerian Agama. Program studi yang diminati adalah Teknik Informatika dan Manajemen.

SBMPTN diikuti sebanyak 63 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terdiri dari 54 PTN dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 9 PTN dibawah Kementerian Agama.

Pewarta: Indriani

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014