Pontianak (Antara Kalbar) - Provinsi Kalimantan Barat siap menanggulangi bencana kabut asap yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang sebagai dampak dari El Nino.
"Kami telah menggelar rapat koordinasi persiapan operasi darat dan udara untuk penanggulangan bencana asap," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar, TTA Nyarong di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan, rapat tersebut melibatkan instansi terkait serta TNI dan Polri.
Hasilnya, dalam waktu dekat akan segera didatangkan satu unit helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana ke Kalbar. "Helikopter tersebut untuk mendukung operasi udara guna memadamkan titik api sekaligus pelaku yang diduga membakar," kata dia.
Kemudian, membentuk tim reaksi cepat yang melibatkan TNI Polri serta instansi terkait. "Juga telah dibentuk tim yang diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar," ujarnya.
Sedangkan Wakil Komandan kemungkinan Kasdam atau Asisten Teritorial Tanjungpura.
Selain itu, bupati dan wali kota juga segera membuat status siaga penanggulangan/pencegahan bencana asap.
Gubernur Kalbar telah mengeluarkan SK No 54 Tahun 2014, status tersebut terhitung mulai tanggal 18 Juni - 31 Agustus.
Lalu, masyarakat peduli api ditempatkan di titik yang rawan dengan melibatkan kepala desa, babinsa, kepala dusun, serta berbahaya dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Menurut TTA Nyarong, Kalbar termasuk dari 11 provinsi yang menyumbangkan asap di Indonesia. Ia mengutip pernyataan Sekda M Zeet Hamdy Assovie bahwa 25 tahun kebakaran lahan tetapi hingga kini tidak ada yang dipenjarakan.
"Aparat hukum diminta serius dan jujur dalam melakukan upaya penegakan hukum," katanya.
Pihaknya juga mengkritisi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang membuka lahan dan menanam hingga ke pegunungan yang juga menjadi sumber air bersih warga.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami telah menggelar rapat koordinasi persiapan operasi darat dan udara untuk penanggulangan bencana asap," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar, TTA Nyarong di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan, rapat tersebut melibatkan instansi terkait serta TNI dan Polri.
Hasilnya, dalam waktu dekat akan segera didatangkan satu unit helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana ke Kalbar. "Helikopter tersebut untuk mendukung operasi udara guna memadamkan titik api sekaligus pelaku yang diduga membakar," kata dia.
Kemudian, membentuk tim reaksi cepat yang melibatkan TNI Polri serta instansi terkait. "Juga telah dibentuk tim yang diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar," ujarnya.
Sedangkan Wakil Komandan kemungkinan Kasdam atau Asisten Teritorial Tanjungpura.
Selain itu, bupati dan wali kota juga segera membuat status siaga penanggulangan/pencegahan bencana asap.
Gubernur Kalbar telah mengeluarkan SK No 54 Tahun 2014, status tersebut terhitung mulai tanggal 18 Juni - 31 Agustus.
Lalu, masyarakat peduli api ditempatkan di titik yang rawan dengan melibatkan kepala desa, babinsa, kepala dusun, serta berbahaya dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Menurut TTA Nyarong, Kalbar termasuk dari 11 provinsi yang menyumbangkan asap di Indonesia. Ia mengutip pernyataan Sekda M Zeet Hamdy Assovie bahwa 25 tahun kebakaran lahan tetapi hingga kini tidak ada yang dipenjarakan.
"Aparat hukum diminta serius dan jujur dalam melakukan upaya penegakan hukum," katanya.
Pihaknya juga mengkritisi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang membuka lahan dan menanam hingga ke pegunungan yang juga menjadi sumber air bersih warga.
(T011/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014