Jakarta (Antara Kalbar) - Ibu rumah tangga dituntut untuk "melek" teknologi di zaman yang serba modern ini agar bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu (multitasking) mengingat perannya yang ganda, yakni mengurusi anak dan bekerja, kata Direktur Dwi Sapta Group Maya Carolina Watono.

"Kalau kita bicara ibu rumah tangga pasti kesan pertamanya mencuci, beres-beres rumah, mengurus anak, tapi sekarang era teknologi, seorang ibu harus melakukan banyak peran," kata Maya dalam diskusi yang bertajuk "Smart Moms in Hyperconnected Era" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, dengan memahami teknologi, akan membantu pekerjaan dengan menghemat waktu, sehingga waktu yang diluangkan untuk keluarga lebih efektif.

Dia menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2012, dari total 112 juta jumlah pekerja di Indonesia, 43 juta di antaranya pekerja wanita yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Artinya, jumlah pekerja wanita hampir sama besarnya dengan jumlah pekerja pria, namun yang lebih penting pada saat yang sama, wanita bekerja harus tetap dapat menjalankan perannya sebagai ibu," katanya.

Maya menambahkan berdasarkan penelitian Nielsen 2013, sebanyak 67 persen ibu rumah tangga saat ini percaya bahwa teknologi bisa membantu mereka.

"Mereka merasa 'less stress' karena adanya smartphone yang bisa membuat sedikit santai dan tenang karena ada game dan media sosial," katanya.

Selain itu, berdasarkan penelitian IMS 2013, sekitar 84 persen ibu setuju bahwa teknologi membuat hidup mereka lebih mudah.

    
                       Pengawasan Anak
Maya menilai kemampuan ibu untuk mengoperasikan teknologi juga bisa bermanfaat untuk mengawasi perilaku anak yang sedikit banyak terpengaruh oleh perangkat-perangkat (gadget) yang dimiliki.

Ibu yang pernah berprofesi sebagai psikolog itu mengatakan perangkat hendaknya digunakan sesuai fungsinya secara positif, yakni untuk menelepon, mengirim pesan kepada anak untuk berkomunikasi dan mengawasi kesehariannya.

"Saya kalau di kantor juga "skype" (media sosial dengan fitur video) sama anak, itu mengurangi rasa bersalah saya karena waktu yang banyak dihabiskan di kantor," katanya.

Namun, dia mengingatkan agar para orang tua berhati-hati dalam memberikan perangkat kepada anak, baik itu telepon selular, tablet atau yang lainnya.

"Orang tua jangan memberikan gadget (kepada anak) kalau belum mengerti, karena kita harus mengecek setiap harinya dia buka situs apa, bisa-bisa dia ke sana kemari membuka situs yang bukan untuk usianya," katanya.

Maya mengatakan tidak ada patokan usia berapa anak diberikan gadget, asalkan sesuai kebutuhan untuk belajar dan memang mengerti penggunaannya.

Namun, dia juga berpesan kemudahan teknologi jangan dijadikan alasan untuk tidak bersosialisasi karena fenomena yang ditemukan saat ini yaitu teknologi mengurangi interaksi langsung antarsesama.

"Caranya untuk tidak kecanduan media sosial, harus dipaksa sadar dan tahu waktu kapan menggunakan kapan harus bersama teman dan keluarga," katanya.

(J010/Subagyo)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014