Jakarta (Antara Kalbar) - SAS telah membantu pemulihan cepat dampak Topan Super Haiyan yang memporak-porandakan Filipina November tahun lalu melalui proyek sukarela bekerja sama dengan International Organization for Migration (IOM).

Dengan SAS Visual Analytics, perusahaan penyedia software dan layanan analisis bisnis itu, mendemonstrasikan besarnya data pada Excel yang dengan cepat dan mudah dianalisa untuk ditampilkan hampir real-time dalam bentuk informasi detil mengenai apa dan di mana saja bantuan dibutuhkan. 

Sementara IOM, sebagai garda terdepan pada setiap krisis yang melibatkan kemanusiaan, mengelola tempat penampungan dan mengkoordinasikan upaya kegiatan operasinal di tempat banyak orang berkumpul setelah terjadinya bencana alam, seperti pusat evakuasi, tenda-tenda, sekolah atau bangunan pribadi.

Dengan menggunakan SAS® data visualization dan text mining, instansi mengidentifikasi dan relawan bergabung untuk membantu masalah penting terkait kesehatan, air, dan sanitasi di daerah-daerah yang hancur oleh Topan Super Haiyan, kata SAS Indonesia dalam siaran persnya, Senin.

Topan Super Haiyan memporak-porandakan wilayah Filipina pada November 2013, membunuh ribuan orang dan mengakibatkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Untuk mengkoordinasikan pelayanan dasar di pusat evakuasi, IOM menyediakan data ratusan tempat penampungan sementara kepada para partner di lapangan.

Data tersebut mengungkapkan celah/kekosongan pelayanan sektor kesehatan, air, dan sanitasi di beberapa wilayah target yang disediakan untuk diberikan kepada Departemen Kesehatan, World Health Organization (WHO), UNICEF dan partner kesehatan lainnya sehingga dapat memastikan dengan tepat pemenuhan kebutuhan bagi para korban.

IOM juga membagikan data tersebut dengan SAS untuk proyek kemanusiaan sukarela. Badan tersebut memberikan data yang berbentuk Displacement Tracking Matrix (DTM), sebuah alat manajemen informasi yang melacak lokasi dan kebutuhan para korban.

IOM berkomitmen untuk memodernisasikan bagaimana mereka dan seluruh dunia dapat memiliki respon yang lebih baik kepada bencana-bencana yang terjadi.

“Kami telah bekerja untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengembangkan alat praktis untuk badan pemerintahan, organisasi kemanusiaan dan komunitas yang terkena dampak,” ujar Ambasador William Swing, Director General IOM.

“Kolaborasi SAS menyediakan alat yang tepat di saat yang tepat. Kami, para penerima manfaat dan mitra kami bersyukur atas kerjasama dan teknologi yang digunakan.”

SAS Visual Analytics mengorganisir dan menganalisa data untuk mengidentifikasi tempat penampungan dengan risiko kesehatan yang cukup berbahaya.

Sebagai contoh, dalam hitungan menit setelah memasukkan data, sebuah peta mengungkapkan bahwa terdapat penampungan yang dapat dikategorikan berbahaya karena telah melebihi kapasitas, sumber air minum yang tidak baik dan masalah pembuangan sampah padat.

IOM juga dapat dengan cepat menentukan sejumlah tempat dengan sejumlah besar keluarga yang masih tinggal di tempat penampungan sementara, atau sejumlah tempat yang mengalami pertumbuhan dramatis dari populasi tertentu yang rentan dalam waktu singkat.

Sebuah analisis teks mengungkapkan masalah kesehatan yang paling umum, antara lain gangguan pernafasan atas dan gejala flu. Tetapi yang paling berbahaya adalah diare, demam, dan penyakit kulit pada orang-orang lanjut usia yang tinggal di daerah Leyte.

Data DTM menghasilkan data yang dibagikan pada otoritas kesehatan lokal untuk mengatasi kebutuhan kesehatan mereka.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014