Pontianak (Antara Kalbar) - Pembangunan PLTU Sungai Ringin di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, berkapasitas 3 x 7 Mega Watt (MW) kini sudah mencapai 70 persen.

Menurut Supervisor Proyek PLTU Sungai Ringin Sintang, Alfianda Chandra saat dihubungi di Pontianak, Rabu, saat ini PLTU tersebut masih menunggu pengiriman turbin.

"Kalau sudah dikirim, mungkin progres pembangunannya sudah 80 persen. Kalau `boiler`, sudah dipasang," ujar dia.

Ia melanjutkan, sesuai kontrak kerja, pembangunan PLTU Sungai Ringin itu ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

"Mungkin itu instalasinya semua sudah selesai. Untuk masuk ke sistem di Sintang, masih butuh waktu, karena ada proses yang harus dilalui," ucap Alfianda.

PLN memperkirakan akan mampu menghemat biaya pembelian bahan bakar minyak hampir setengah triliun rupiah per tahun seiring beroperasinya PLTU Sungai Ringin, Kabupaten Sintang, berkapasitas 3 x 7 MW pada tahun 2014.

Hal itu berdasarkan asumsi-asumsi biaya bahan bakar jenis HSD untuk PLN berkisar Rp10 ribu per liter dan biaya pembelian batu bara selama setahun untuk kebutuhan PLTU 3 x 7 MW itu berkisar Rp54,399 miliar.

Kebutuhan batu bara mencapai 181.332 ton per tahun.

Kebutuhan BBM untuk PLN di Sintang berkisar 75 ton . Berdasarkan asumsi tersebut maka PLN dapat berhemat Rp1,181 miliar per hari di Sintang.

Sedangkan selama setahun, diperkirakan penghematan mencapai Rp431,25 miliar.

Biaya investasi pembangunan PLTU tersebut Rp357 miliar selaku pelaksana utama proyek PT Adhi Karya, dan mekanikal dari PT ZUG Industry.
 
(T011/C004)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014