Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zaenal Abidin menuturkan secara aspek kemampuan dokter di Indonesia siap bersaing di zona perdagangan bebas atau ASEAN Free Trade Arrangement (AFTA).
"Dari segi skill tentu siap, tapi ke depannya bukan persoalan skill ini yang jadi persoalan, tapi ada yang lebih besar lagi. Intinya relatif dari segi teknis keilmuan dan kemampuan siap," kata Zaenal Abidin, pada jumpa pers Mukernas Ke-XX IDI, di Jakarta, Jumat.
Pihaknya mendorong komitmen pemerintah untuk mempersiapkan peraturan perundang-undangan untuk sektor kesehatan, khusus dunia kedokteran selama masa AFTA tersebut.
"Ini kami lakukan untuk melindungi kepentingan nasional negeri ini, terutama di sektor kesehatan," katanya.
IDI, lanjut Zaenal, juga mendorong pemerintah agar menyiapkan sumber daya manusia di bidang kesehatan dan menambah fasilitas kesehatan untuk menghadapi AFTA tersebut.
Menurut dia, salah satu persoalan yang dihadapi oleh dokter di negeri ini adalah liberalisasi dunia kesehatan oleh "pemilik modal" berupa sistem, peralatan, dan fasilitas atau standarnya.
"Liberalisasi itu masuk ke SDM, fasilitas, modal masuk. Kami tidak punya modal. Fasilitas kami bekerja di pemerintah. Kerja di rumah sakit swasta maka bukan miliknya," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, persoalan tersebut menjadi salah satu hal yang akan dibahas pada Mukernas Ke-XX IDI, yang akan dilaksanakan pada 22-26 Oktober 2014, di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Mukernas tersebut rencananya akan dihadiri oleh 500-600 peserta yang terdiri dari perwakilan seluruh IDI wilayah we-Indonesia, perhimpunan dokter spesialis, perhimpunan dokter seminat dan pelayanan primer.
(SDP-62/H. Wahyudono)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014