Cibinong (Antara Kalbar) - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Sutrisno menyatakan bahwa tes calon pegawai negeri sipil dengan menggunakan sistem berbasis komputer atau "computer assisted test" (CAT) akan berlangsung lebih adil dan bersih.
"Masyarakat bisa memonitor melalui layar, siapa-siapa saja yang mendapat hasil paling tinggi. Jadi tidak mungkin ada titip menitip atau menaikkan hasil tes," katanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Saat meninjau tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibinong, ia menjamin soal tes yang ada pada CAT tidak mungkin untuk dikopi atau pun bocor sehingga merugikan masyarakat.
"Kami sediakan hampir 12 ribu soal yang tiap gelombang tes akan terus beruba-ubah, tetapi memiliki kesamaan bobot," katanya menegaskan.
Sementara itu, saat mendampingi Kepala BKN Eko Sutrisno, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor Aty Guniarwaty menjelaskan bahwa peserta dibagi dalam 11 hari ujian.
Setiap harinya, kata dia, ada 450 orang yang dijadwalkan akan ujian secara bergantian dan setiap gelombang sebanyak 90 orang akan mengerjakan soal yang berbeda-beda.
Ia menjelaskan peserta akan diberi waktu 1,5 jam untuk menjawab 100 soal, di mana setiap peserta yang masuk untuk mengerjakan tes akan berbeda soalnya.
"Sehingga tidak ada soal dengan paket A, B apalagi C," katanya.
Ia menambahkan peserta diminta untuk menjawab tiga kelompok soal, yaitu tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).
Setiap peserta, katanya, harus memenuhi "passing grade" (nilai ambang batas kelulusan ujian dari seorang peserta ujian CPNS) minimal, yakni untuk TWK 70, TIU 75, dan TKP 176.
"Kalau kurang dari 'passing grade' dianggap tidak memenuhi syarat. Tapi, penentuan kelulusan ada pada tahapan berikutnya di pusat, dan apabila ada nilai yang sama pasti akan dilihat dari TWK, TIU dan TKP dengan sistem ranking," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Masyarakat bisa memonitor melalui layar, siapa-siapa saja yang mendapat hasil paling tinggi. Jadi tidak mungkin ada titip menitip atau menaikkan hasil tes," katanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Saat meninjau tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibinong, ia menjamin soal tes yang ada pada CAT tidak mungkin untuk dikopi atau pun bocor sehingga merugikan masyarakat.
"Kami sediakan hampir 12 ribu soal yang tiap gelombang tes akan terus beruba-ubah, tetapi memiliki kesamaan bobot," katanya menegaskan.
Sementara itu, saat mendampingi Kepala BKN Eko Sutrisno, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor Aty Guniarwaty menjelaskan bahwa peserta dibagi dalam 11 hari ujian.
Setiap harinya, kata dia, ada 450 orang yang dijadwalkan akan ujian secara bergantian dan setiap gelombang sebanyak 90 orang akan mengerjakan soal yang berbeda-beda.
Ia menjelaskan peserta akan diberi waktu 1,5 jam untuk menjawab 100 soal, di mana setiap peserta yang masuk untuk mengerjakan tes akan berbeda soalnya.
"Sehingga tidak ada soal dengan paket A, B apalagi C," katanya.
Ia menambahkan peserta diminta untuk menjawab tiga kelompok soal, yaitu tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).
Setiap peserta, katanya, harus memenuhi "passing grade" (nilai ambang batas kelulusan ujian dari seorang peserta ujian CPNS) minimal, yakni untuk TWK 70, TIU 75, dan TKP 176.
"Kalau kurang dari 'passing grade' dianggap tidak memenuhi syarat. Tapi, penentuan kelulusan ada pada tahapan berikutnya di pusat, dan apabila ada nilai yang sama pasti akan dilihat dari TWK, TIU dan TKP dengan sistem ranking," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014