Singkawang (Antara Kalbar) - Tujuh siswa SMAN 2 Singkawang mengalami kesurupan sewaktu mengikuti upacara bendera di halaman sekolahnya, Senin (10/11) sekitar pukul 07.00 WIB.
Atas kejadian itu, beberapa siswa tidak dapat mengikuti jam pelajaran secara optimal, lantaran harus membantu teman-temannya.
Guru Penjas dan Agama Kristen SMAN 2 Singkawang, Putu mengatakan, kejadian itu saat upacara bendera sedang berlangsung dimulai dari salah satu siswa perempuan.
Mengetahui ada siswa yang kesurupan, lantas dia pun langsung membawa siswa tersebut ke dalam ruangan. Namun, belum sampai ke ruangan yang dituju, kejadian serupa menimpa sejumlah rekan perempuan.
"Kita pisahkan satu-satu ke dalam ruangan," kata Putu.
Untuk pengobatannya, kata Putu, dia serahkan kepada guru agama masing-masing. "Yang Islam, kita serahkan ke guru yang Muslim yang mengobati. Yang non Muslim, kita serahkan kepada guru yang non Muslim. Namun ada juga yang dijemput orang tuanya," jelas dia.
Hingga pukul 09.00 WIB, terlihat beberapa siswa masih mengalami kesurupan. Bahkan terdengar suara siswa yang berteriak kesakitan serta muntah-muntah.
"Rohnya bilang anak-anak mengotori tempat tinggalnya. Saya bilang, jika ini bukan tempat tinggal, tetapi sekolah. Kok kamu tidak malu memasuki tubuh manusia? Eh, gak taunya pergi juga rohnya," ungkap Putu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Atas kejadian itu, beberapa siswa tidak dapat mengikuti jam pelajaran secara optimal, lantaran harus membantu teman-temannya.
Guru Penjas dan Agama Kristen SMAN 2 Singkawang, Putu mengatakan, kejadian itu saat upacara bendera sedang berlangsung dimulai dari salah satu siswa perempuan.
Mengetahui ada siswa yang kesurupan, lantas dia pun langsung membawa siswa tersebut ke dalam ruangan. Namun, belum sampai ke ruangan yang dituju, kejadian serupa menimpa sejumlah rekan perempuan.
"Kita pisahkan satu-satu ke dalam ruangan," kata Putu.
Untuk pengobatannya, kata Putu, dia serahkan kepada guru agama masing-masing. "Yang Islam, kita serahkan ke guru yang Muslim yang mengobati. Yang non Muslim, kita serahkan kepada guru yang non Muslim. Namun ada juga yang dijemput orang tuanya," jelas dia.
Hingga pukul 09.00 WIB, terlihat beberapa siswa masih mengalami kesurupan. Bahkan terdengar suara siswa yang berteriak kesakitan serta muntah-muntah.
"Rohnya bilang anak-anak mengotori tempat tinggalnya. Saya bilang, jika ini bukan tempat tinggal, tetapi sekolah. Kok kamu tidak malu memasuki tubuh manusia? Eh, gak taunya pergi juga rohnya," ungkap Putu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014