Pangkalan Bun (Antara Kalbar) - Tim SAR berhasil menemukan tiga jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 pada hari ke-12 yang hilang kontak pada Minggu (28/12).
Dua jenazah yang ditemukan tersebut masih berada di kapal Diraja Kesturi milik Negara Malaysia, sedangkan satunya KN Pacitan milik Basarnas.
"Jadi jumlah jenazah yang ditemukan hingga hari ke-12 sebanyak 43. Sedang 41 di antaranya sudah di Surabaya, dua lagi sedang diupayakan dibawa ke Pangkalan Bun," kata Direktur Operasi dan Latihan SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Kamis malam.
Dikatakan, rencana untuk operasi pada hari ke-13 tetap mengupayakan pengangkatan ekor dan memastikan beberapa hasil scanning yang tertangkap di lokasi kontak terakhir pesawat AirAsia QZ8501.
Supriyadi mengatakan untuk proses pengangkatan ekor pesawat, rencananya akan dikirim dari Surabaya sebanyak 6 alat berupa pelampung keseimbangan KRI Banda Aceh saat melakukan pengangkatan.
"Mengenai deteksi scanning, ada benda dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter. Tapi belum dapat dipastikan apakah itu bagian dari pesawat AirAsia atau tidak," katanya.
Memastikan hasil scanning tersebut, rencananya Tim SAR yang ada di lokasi, Jumat (9/1) pagi, akan melakukan penyelaman apakah benar atau tidak benda tersebut kerangka pesawat AirAsia.
Dir Ops Basarnas itu mengatakan penyelaman tidak dapat dilakukan hari ini karena kondisi cuaca kurang baik dan jarak pandang hanya berkisar 1 meter di dalam laut, sehingga penyelam kesulitan untuk memastikan benda tersebut.
"Panglima TNI Jenderal Moeldoko sedang berada di lapangan, sehingga beliau tentunya memiliki strategi untuk proses pengangkatan ekor pesawat. Intinya, kita akan menggunakan berbagai strategi untuk mengangkat secepatnya," demikian Supriyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
Dua jenazah yang ditemukan tersebut masih berada di kapal Diraja Kesturi milik Negara Malaysia, sedangkan satunya KN Pacitan milik Basarnas.
"Jadi jumlah jenazah yang ditemukan hingga hari ke-12 sebanyak 43. Sedang 41 di antaranya sudah di Surabaya, dua lagi sedang diupayakan dibawa ke Pangkalan Bun," kata Direktur Operasi dan Latihan SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Kamis malam.
Dikatakan, rencana untuk operasi pada hari ke-13 tetap mengupayakan pengangkatan ekor dan memastikan beberapa hasil scanning yang tertangkap di lokasi kontak terakhir pesawat AirAsia QZ8501.
Supriyadi mengatakan untuk proses pengangkatan ekor pesawat, rencananya akan dikirim dari Surabaya sebanyak 6 alat berupa pelampung keseimbangan KRI Banda Aceh saat melakukan pengangkatan.
"Mengenai deteksi scanning, ada benda dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter. Tapi belum dapat dipastikan apakah itu bagian dari pesawat AirAsia atau tidak," katanya.
Memastikan hasil scanning tersebut, rencananya Tim SAR yang ada di lokasi, Jumat (9/1) pagi, akan melakukan penyelaman apakah benar atau tidak benda tersebut kerangka pesawat AirAsia.
Dir Ops Basarnas itu mengatakan penyelaman tidak dapat dilakukan hari ini karena kondisi cuaca kurang baik dan jarak pandang hanya berkisar 1 meter di dalam laut, sehingga penyelam kesulitan untuk memastikan benda tersebut.
"Panglima TNI Jenderal Moeldoko sedang berada di lapangan, sehingga beliau tentunya memiliki strategi untuk proses pengangkatan ekor pesawat. Intinya, kita akan menggunakan berbagai strategi untuk mengangkat secepatnya," demikian Supriyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015