Putussibau (Antara Kalbar) - Sejumlah pedagang di Pasar Pagi Putussibau mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu terhadap aktivitas mereka karena sampai sekarang para pedagang masih menyewa teras rumah warga untuk berjualan.

      Rukiyah (56) pedagang sayur pasar pagi mengaku, terpaksa menyewa teras rumah warga, karena tarif yang dibebankan untuknya masih terjangkau dibanding biaya sewa ruko di pasar tersebut.

      "Ada sih tempat ruko yang baru dibangun, tapi sewanya mahal sampai berjuta-juta. Maka saya sewa lapak disini ada dua meja, satunya untuk anak saya. Perbulan kami bayar Rp600 ribu," kata Rukiyah.

       Beban sewa teras yang dikenakan kepada Rukiyah dan para pedagang lainnya masih terbilang mahal. Sebab hasil jualan mereka dalam satu bulan terkadang tidak mencukupi untuk bayar sewa tersebut.

      "Berapalah penghasilan jualan sayur ini. Kadang banyak tak laku, sehingga sayur-sayuran dibuang gitu aja, untuk umpan ternak," ucapnya.

      Berbeda dengan Iwan (33), pedagang ikan yang juga menyewa teras rumah warga ini mengatakan, dirinya masih mampu untuk membayar sewa tiap bulannya. Namun ia mengaku perihatin dengan nasib pedagang sayur yang sering mengeluh dengan hasil jualan.

     "Berapalah penghasilan mereka sehari, harus bayar sewa perbulan lagi," ujarnya.

      Dikatakan Iwan, jumlah pedagang yang berlapak teras rumah warga itu hampir mencapai 200 pedagang. Dengan tarif yang dibebankan bervariasi, mulai Rp400 ribu - Rp600 ribu perbulan.

      "Pedagang biasa bayar sewanya awal bulan dari tanggal 1 sampai 10 tiap bulan," kata Iwan.

     Menurut Iwan, Pemkab Kapuas Hulu mestinya mencari solusi untuk menangani nasib para pedagang tersebut sehingga mereka tidak lagi merasa terbeban dan memiliki lapak yang layak untuk berjualan.

     "Pemerintah ini takut rugi bangun pasar. Cobalah perhatikan nasib kami ini, urus dan buat penataan lokasi pasar yang benar," katanya.

Pewarta: Andre

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015