Pontianak - Provinsi Kalimantan Barat akan menggelar ajang ke - 23 Seleksi Tilawatil Quran (STQ) pada 6-12 Mei di Plaza Masjid Raya Mujahidin Pontianak setelah sebelumnya mengalami beberapa kali penundaan.
"Awalnya kita kesulitan untuk menetapkan daerah yang mau jadi tuan rumah. Banyak tidak mau. Lalu, kita putuskan di ibukota provinsi, Kota Pontianak," kata Ketua Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalbar, Dr M Zeet Hamdy Assovie MTM.
   
Dijelaskannya, setelah tuan rumah selesai, persoalan berikutnya penetapan tanggal pelaksanaan. Awalnya mau digelar di bulan April. Lalu, diundur ke bulan Mei dengan pertimbangan sekolah sedang menghadapi Ujian Nasional (UN).
   
"Setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan pelaksanaan pada 6-12 Mei depan. Pak Gubernur juga sudah menyetujui," papar M Zeet yang juga Sekda Kalbar ini.
   
STQ Kalbar ini digelar dalam rangka menghadapi STQ tingkat nasional yang digelar di Jakarta bulan depan. Para qori-qoriah dan hafiz-hafizah dari 14 kabupaten/kota akan bersaing dalam ajang ini. Mereka yang juara berhak mewakili Kalbar di tingkat nasional.
   
"Yang juara akan mewakili Kalbar. Sebelum mengikuti STQ Nasional, mereka terlebih dahulu di-traning centre (TC, red). Kita berharap, mereka yang mewakili Kalbar bisa mempersembahkan gelar juara di tingkat nasional," harap M Zeet yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar ini.
   
Dalam STQ nanti ada tiga cabang yang akan dilombakan. Pertama, cabang tilawah terdiri golongan anak-anak putra-putri dan golongan dewasa putra-putri. Kedua, caang tahfiz yang terdiri dari golongan I juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, dan 30 juz. Ketiga, cabang tafsir hanya satu golongan, yakni Tafsir Bahasa Arab. Ia berharap pembukaan STQ akan dilakukan oleh Gubernur.
   
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar, Drs Syahrul Yadi M Si mengatakan, STQ kali ini hendaknya dilaksanakan sebaik mungkin agar lahir qori-qoriah maupun hafiz-hafizah terbaik yang bisa mengharumkan nama Kalbar di tingkat nasional.
   
Ia berpesan agar kemampuan dari para peserta digali seoptimal mungkin. "Saya yakin pasti ada di antara peserta yang memiliki kompetensi tilawah maupun hafalan Quran yang hebat," kata Syahrul.
   
Kemudian, saat rekrutmen peserta hendaknya berbasis local wisdom atau mengutamakan qori-qoriah atau hafiz-hafizah daerah sendiri. "Kalau ada yang bagus dari daerah sendiri, kenapa harus ngebon dari daerah lain," ujarnya.
   
"Saya juga berpesan, STQ harus mengadopsi semangat langitan. Niat dan tekad bersumber dari langit. Maksudnya, jangan hanya Alquran hanya untuk dibaca, melainkan harus menjadi pedoman hidup kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," harap Syahrul.
   
Saat dibuka sesi tanya jawab, sempat mengemuka masalah ngebon. Ada beberapa daerah yang ngebon daerah lain hanya untuk mendapat juara. Namun, persoalan tersebut bisa ditengahi.
   
"Ngebon dibolehkan dalam wilayah Kalbar. Asal, yang mau ngebon harus permisi dulu dengan daerah di mana qori-qoriah atau hafiz-hafizah berdomisili. Kemudian, jangan ngebon yang juara I dari daerah yang dibon," jelas Ketua Panitia, HM Tuwok.
   
Berikutnya, panitia tinggal menunggu hari pelaksanaan. Pada 6 Mei depan, seluruh kafilah dari 14 kabupaten/kota se-Kalbar sudah melakukan registrasi. Penginapan kafilah di Asrama Haji. Untuk Dewan Hakim di Hotel Borneo.


Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015