Pontianak (Antara Kalbar) - Kota Pontianak sebagai salah satu dari lima kota baru yang akan direvitalisasi dalam program Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Lima kota baru yang akan dibangun yakni Pontianak, Tanjung Selor, Sofifi, Sintang dan Kota Baru.

Pontianak dipilih menjadi kota pertama yang direvitalisasi lantaran dinilai memiliki potensi yang sangat besar sebagai kota sungai dengan membangun waterfront. “Sekarang ini inisiatifnya adalah perbaikan kawasan muka sungai. Jadi kita mencoba menata beberapa kawasan pinggiran Sungai Kapuas yang memang rencana awalnya sudah dimiliki oleh Pontianak itu sendiri. Kemudian dilakukan dan didukung Bappenas adalah sama-sama mencoba mendorong bagaimana itu nanti bisa terealisasi paling tidak untuk beberapa prioritas-prioritas,” jelas Direktur Perumahan dan Pemukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo, Rabu (8/7) di Aula Bappeda Kota Pontianak saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) penyusunan konsep master plan dan rencana kerja strategis pembangunan kota baru.

Dalam rapat tersebut juga dihadiri Wali Kota Pontianak, Sutarmidji serta seluruh instansi terkait dan stakeholder.

Sesuai dengan kesepakatan, terdapat tiga koridor yang menjadi target pembangunan yakni Pelabuhan Senghie, Taman Alun Kapuas dan Kawasan Beting. Kawasan beting ini juga termasuk penataan pemukimannya. Menurutnya, penataan kawasan tersebut bukan hanya untuk keperluan penataan Kota Pontianak tapi pihaknya memang sudah punya target sesuai dengan RPJMN 2015-2019 yang sangat jelas mengenai penataan pemukiman kumuh.

“Kita ingin nanti di akhir 2020, diakhir RPJMN 2015-2019 itu kawasan kumuh sudah bisa kita tangani,” ungkap dia.

Terkait anggaran untuk penataan beberapa kawasan di Kota Pontianak, Nugroho mengakui pihaknya belum sampai pada besaran angka berapa anggaran yang akan dikucurkan. Saat ini pihaknya mengupayakan bagaimana memanfaatkan seluruh program yang ada dengan mengkolaborasikan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah sehingga target pembangunan bisa tercapai, paling tidak ada beberapa program unggulan yang bisa segera terealisasi.

“Kota baru ini maupun penataan beberapa kota menjadi program di lima tahun RPJM 2015-2019. Kita mengharapkan akhir tahun 2019, kelima kota tersebut termasuk Kota Pontianak tentunya sudah menunjukkan hasil yang bisa kelihatan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pihaknya sedang membuat konsep penataan yang realistis berciri khas Kota Pontianak dan dalam waktu singkat ditargetkan bisa terealisasi. “Jika tidak ada masalah, ada titik-titik yang bisa kita laksanakan secara cepat dan nanti kalau sudah terwujud akan menjadi pemicu untuk pembangunan di kawasan sekitarnya,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan konsep penataan yang konsisten sesuai dengan kaidah-kaidah dan standar perencanaan sehingga nanti hasilnya akan memenuhi standar yang direncanakan, baik itu standar nasional maupun internasional. “Seperti misalnya berapa jarak bangunan, berapa lebar jalan, drainase harus dibuat seperti apa, tanaman apa yang cocok ditanam di kawasan itu,” jelasnya.

Terkait dengan relokasi dan keterlibatan masyarakat, Edi mengajak semua pihak untuk turut mendukung pembangunan waterfront menjadi kawasan unggulan yang membuat Kota Pontianak berwajah baru.

“Kita optimis karena kita sudah ada modal dengan dukungan Bappenas. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago sangat serius membangun waterfront Kota Pontianak. Masa’ kita tidak lebih serius lagi. Ini satu modal besar yang menurut Bappenas sudah sesuai dengan RPJMN,” pungkasnya.

Ia menegaskan, pembangunan waterfront di Kota Pontianak tidak menjiplak sertaus persen konsep Kota Lyon di Prancis. Standar-standar pembangunan waterfront di Kota Pontianak tetap berpegang teguh pada kearifan lokal. Konsep Kota Lyon di Prancis sebagai motivasi untuk membangun waterfront di Kota Pontianak melihat karakter sungai kedua kota memiliki kemiripan yakni kedua kota terbelah oleh dua sungai seperti Sungai Kapuas dan Sungai Landak.

“Di sana tertata bagus infrastrukturnya dan peruntukan wilayahnya juga rapi. Jadi itu sebenarnya hanya untuk motivasi kita supaya lebih semangat dan lebih baik dari Kota Lyon,” ucapnya optimis.

Pewarta:

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015