Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengaku pusing terkait permasalahan asap yang terjadi di provinsi tersebut beberapa pekan terakhir.
"Saya cukup pusing mengenai masalah asap yang terjadi di Kalbar saat ini. Karena kita telah berupaya secara maksimal untuk menekan tingginya jumlah hotspot dan meminimalisir asap, namun tetap saja masih ada asap," kata Christiandy di Pontianak, Selasa.
Namun sebagai Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalbar, dia bersama tim lainnya tetap akan berupaya keras untuk menanggulangi masalah itu.
Dia mengatakan, jika ada pihak yang mengatakan Pemprov Kalbar melakukan pembiaran terhadap kebakaran hutan dan lahan, dirinya siap untuk menampilkan dokumentasi kinerja Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan yang telah dilakukan selama ini.
"Jadi bukan asal bicara, karena kita sudah bekerja maksimal, namun memang kenyataannya di lapangan, asap masih terjadi. Ini tentu tetap menjadi atensi bagi kita, untuk meminimalisir asap yang terjadi," katanya.
Christiandy mengatakan, sulitnya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalbar dikarenakan sebagian besar lahan yang ada di Kalbar merupakan lahan gambut yang sangat rentan terjadi kebakaran lahan.
"Jadi, jika kita melakukan `Water Bombing` pada lokasi yang ditentukan, maka apinya akan padam. Namun, besoknya, lahan itu akan terbakar lagi, karena bara api dari pembakaran lahan itu menyerap ke dalam tanah dan akan kembali menimbulkan api, ketika permukaan tanah sudah kering," tuturnya.
Sejauh ini, lanjut Christiandy, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lapangan, untuk meminimalisir titik api yang terjadi di beberapa daerah di Kalbar. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan yang terjadi di beberapa daerah dengan modifikasi cuaca untuk memicu terjadinya hujan buatan.
"Upaya ini kita lakukan karena melihat di lapangan jumlah titik api semakin banyak. Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan dan semakin tebalnya asap, kita telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat melalui BNPB Nasional," katanya.
Untuk proses pemadaman di titik yang sulit dijangkau, dilakukan dengan metode bom air dengan menggunakan Helikopter Camov milik BNPB Nasional dimana setiap harinya sejak tanggal 2 September, sampai hari ini terus beroperasi.
Sementara itu, lanjutnya, untuk proses modifikasi cuaca dilakukan dengan menggunakan pesawat Cassa dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdurahman Saleh, Malang, dimana pesawat tersebut telah menebarkan 29 ton garam.
"Upaya-upaya tersebut terus kita lakukan dan seharusnya dapat meminimalisir kabut asap. Namun kita juga heran, sampai hari ini titik api sudah turun drastis hanya 19 titik, namun kabut asap malah semakin tebal dan sepertinya ini kabut asap kiriman dari daerah lain," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Saya cukup pusing mengenai masalah asap yang terjadi di Kalbar saat ini. Karena kita telah berupaya secara maksimal untuk menekan tingginya jumlah hotspot dan meminimalisir asap, namun tetap saja masih ada asap," kata Christiandy di Pontianak, Selasa.
Namun sebagai Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalbar, dia bersama tim lainnya tetap akan berupaya keras untuk menanggulangi masalah itu.
Dia mengatakan, jika ada pihak yang mengatakan Pemprov Kalbar melakukan pembiaran terhadap kebakaran hutan dan lahan, dirinya siap untuk menampilkan dokumentasi kinerja Tim Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan yang telah dilakukan selama ini.
"Jadi bukan asal bicara, karena kita sudah bekerja maksimal, namun memang kenyataannya di lapangan, asap masih terjadi. Ini tentu tetap menjadi atensi bagi kita, untuk meminimalisir asap yang terjadi," katanya.
Christiandy mengatakan, sulitnya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalbar dikarenakan sebagian besar lahan yang ada di Kalbar merupakan lahan gambut yang sangat rentan terjadi kebakaran lahan.
"Jadi, jika kita melakukan `Water Bombing` pada lokasi yang ditentukan, maka apinya akan padam. Namun, besoknya, lahan itu akan terbakar lagi, karena bara api dari pembakaran lahan itu menyerap ke dalam tanah dan akan kembali menimbulkan api, ketika permukaan tanah sudah kering," tuturnya.
Sejauh ini, lanjut Christiandy, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lapangan, untuk meminimalisir titik api yang terjadi di beberapa daerah di Kalbar. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan yang terjadi di beberapa daerah dengan modifikasi cuaca untuk memicu terjadinya hujan buatan.
"Upaya ini kita lakukan karena melihat di lapangan jumlah titik api semakin banyak. Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan dan semakin tebalnya asap, kita telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat melalui BNPB Nasional," katanya.
Untuk proses pemadaman di titik yang sulit dijangkau, dilakukan dengan metode bom air dengan menggunakan Helikopter Camov milik BNPB Nasional dimana setiap harinya sejak tanggal 2 September, sampai hari ini terus beroperasi.
Sementara itu, lanjutnya, untuk proses modifikasi cuaca dilakukan dengan menggunakan pesawat Cassa dari Skuadron Udara 4 Lanud Abdurahman Saleh, Malang, dimana pesawat tersebut telah menebarkan 29 ton garam.
"Upaya-upaya tersebut terus kita lakukan dan seharusnya dapat meminimalisir kabut asap. Namun kita juga heran, sampai hari ini titik api sudah turun drastis hanya 19 titik, namun kabut asap malah semakin tebal dan sepertinya ini kabut asap kiriman dari daerah lain," tuturnya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015