Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengatakan, tingkat lnflasi di Kalbar lebih sering berada di atas tingkat inflasi nasional.
Secara rata-rata sejak tahun 2013 hingga November 2015, tingkat inflasi Kalimantan Barat adalah 8,02 persen sementara nasional adalah 6,68 persen.
"Perihal inflasi, setelah di awal 2015 meningkat cukup tinggi, sebagai dampak kenaikkan harga BBM di akhir 2014, tingkat inflasi terus menurun dan pada akhir 2015 diperkirakan akan berada di bawah 4,0 persen. Namun, kebijakan pengendalian inflasi ini perlu terus kita perkuat, agar setara dengan tingkat inflasi negara di regional, yang berada di bawah 3,0 persen," katanya di Pontianak.
Secara spasial, lanjutnya, Kota Pontianak memiliki kontribusi hingga 82 persen terhadap inflasi Kalimantan Barat, sementara Kota Singkawang hanya 18 persen.
Berdasarkan analisis dampak inflasi menurut kelompok disagregasmya, inflasi Kalimantan Barat lebih disebabkan oleh kelompok administered prices (AP) dan volatile foods (VF). Secara langsung kelompok AP dan VF memberi dampak sebesar 0,62 dan 0,53 terhadap pembentukan inflasi Kalimantan Barat.
Besarnya dampak dari kelompok AP dan VF menunjukkan bahwa upaya pengendalian inflasi juga harus didukung darl sisi supply melalui kebijakan fiskal pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Berdasarkan pemetaan pada kuadran komoditas utama penyumbang inflasi, diketahui bahwa komoditas volatile foods seperti beras, telur ayam ras, ikan kembung, daging ayam ras, jeruk, bawang merah, kangkung, sawi hijau, dan udang basah serta administered prices seperti angkutan udara, bensin, tarif listrik, dan bahan bakar rumah tangga masih mendominasi komoditas utama penyumbang inflasi Kalbar," kata Dwi.
Menurutnya, kuadran komoditas utama penyumbang inflasi tersebut kemudian dapat dijadikan alat bantu untuk menentukan program kerja pengendalian inflasi Kalbar.
"Sebagai salah satu komoditas utama penyumbang inflasi menurut kuadran tersebut, pengendalian inflasi komoditas beras perlu menjadi perhatian. Terkait hal itu, menjadi salah satu perhatian utama dari TPID Kalbar," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015