Tangerang (Antara Kalbar) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Pemerintah Swiss mempererat kerja sama di bidang perawatan pesawat melalui anak perusahaan Garuda Maintenance Facilities.
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Iwan Joeniarto saat mendampingi Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard di Hanggar GMF, Tangerang, Jumat, mengatakan kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk pertukaran ilmu pengetahuan tentang perawatan pesawat (transfer knowledge), pelatihan mekanik pesawat serta penyediaan peralatan perawatan pesawat atau MRO (maintenance, repair and overhaul).
"Nantinya pihak Swiss tidak perlu jauh-jauh ke Eropa untuk menyimpan peralatan pesawat, cukup di sini, jadi biaya distribusinya semakin murah," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, teknologi perawatan pesawat akan semakin canggih dengan tersedianya peralatan dari Swiss yang terkenal kualitasnya.
"Join investasi tadi akan lebih menguntungkan buat GMF, karena tidak semua GMF harus investasi, tapi mereka membawa pasarnya kita bisa 'profit sharing'," katanya.
Terkait nilai investasi, Iwan enggan menyebutkan, namun jangka waktu untuk tahap awal selama lima tahun untuk tipe pesawat Boeing 737 New Generation.
"Untuk tahap awal kita jalin kerja sama ini lima tahun dan akan kita kembangkan lagi," katanya.
Dia menyampaikan bahwa ketertarikan pemerintah Swiss bekerja sama dengan GMF, yakni perusahaan yang kompetitif serta pekerja atau mekanik yang mendukung.
"Tanah di kita juga masih terbuka luas, tapi mungkin kendalanya infrastruktur," katanya.
Dalam kunjungannya, Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard yang didampingi Duta Besar Swiss untuk Indonesia HE Yvonne Baumann mengapresiasi fasilitas yang dimiliki Garuda Indonesia Group dan berharap kerjasama yang sudah ada bisa terus ditingkatkan dan berlanjut di masa mendatang.
"Pertemuan pada hari ini memberikan wawasan yang baru kepada kami mengenai bentuk sinergi yang sangat positif antara Garuda dan GMF � selaku anak usahanya," katanya.
Wapres Leuthard menilai potensi yang dimiliki masing-masing perusahaan diyakini bahwa sinergi antara Garuda dan GMF merupakan potensi yang besar yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi persaingan di dunia penerbangan global.
Kunjungan resmi (official working visit) dari Wakil Presiden Swiss yang juga merupakan Swiss Minister of Environment, Transport, Energy and Communications (DETEC), Doris Leuthard, merupakan bagian dari rangkaian kunjungan diplomasi di Indonesia, setelah bertemu Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo juga menegaskan bahwa kunjungan Wakil Presiden Swiss merupakan kesempatan yang sangat baik dan berharga yang diperoleh GMF sejalan dengan target perusahaan untuk menjadi "Top 10 MRO in the World" 2020.
"Momentum ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi GMF, di mana kami berkesempatan memperkenalkan fasilitas yang dimiliki serta menggali potensi kerja sama yang mungkin dilakukan," katanya.
Juliandra menilai pasar MRO saat ini terus berkembang, tidak terkecuali di Indonesia, setidaknya ada 700 pesawat yang membutuhkan jasa MRO dengan nilai pasar sekitar 900 juta dolar AS.
Namun, dia mengatakan, GMF hanya mampu mengambil peluang pasar tersebut sekitar 30 persen.
ISebagai salah satu bagian dari agenda kunjungan kenegaraan, Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard dan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan Kamis (31/03) melaksanakan pertemuan sekaligus penandatanganan "the Renewed Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Swiss Federal Council relating to Scheduled Air Services" di Jakarta.
Pembaruan persetujuan tersebut bertujuan mengakomodasi kepentingan yang lebih luas pada Air Service Agreement (ASA) kedua negara.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan bahwa meskipun saat ini belum ada maskapai Indonesia yang terbang ke Swiss, namun perjanjian tersebut merupakan langkah awal untuk membuka peluang di masa mendatang bagi maskapai Indonesia yang akan terbang ke Swiss.
T.J010/
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Iwan Joeniarto saat mendampingi Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard di Hanggar GMF, Tangerang, Jumat, mengatakan kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk pertukaran ilmu pengetahuan tentang perawatan pesawat (transfer knowledge), pelatihan mekanik pesawat serta penyediaan peralatan perawatan pesawat atau MRO (maintenance, repair and overhaul).
"Nantinya pihak Swiss tidak perlu jauh-jauh ke Eropa untuk menyimpan peralatan pesawat, cukup di sini, jadi biaya distribusinya semakin murah," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, teknologi perawatan pesawat akan semakin canggih dengan tersedianya peralatan dari Swiss yang terkenal kualitasnya.
"Join investasi tadi akan lebih menguntungkan buat GMF, karena tidak semua GMF harus investasi, tapi mereka membawa pasarnya kita bisa 'profit sharing'," katanya.
Terkait nilai investasi, Iwan enggan menyebutkan, namun jangka waktu untuk tahap awal selama lima tahun untuk tipe pesawat Boeing 737 New Generation.
"Untuk tahap awal kita jalin kerja sama ini lima tahun dan akan kita kembangkan lagi," katanya.
Dia menyampaikan bahwa ketertarikan pemerintah Swiss bekerja sama dengan GMF, yakni perusahaan yang kompetitif serta pekerja atau mekanik yang mendukung.
"Tanah di kita juga masih terbuka luas, tapi mungkin kendalanya infrastruktur," katanya.
Dalam kunjungannya, Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard yang didampingi Duta Besar Swiss untuk Indonesia HE Yvonne Baumann mengapresiasi fasilitas yang dimiliki Garuda Indonesia Group dan berharap kerjasama yang sudah ada bisa terus ditingkatkan dan berlanjut di masa mendatang.
"Pertemuan pada hari ini memberikan wawasan yang baru kepada kami mengenai bentuk sinergi yang sangat positif antara Garuda dan GMF � selaku anak usahanya," katanya.
Wapres Leuthard menilai potensi yang dimiliki masing-masing perusahaan diyakini bahwa sinergi antara Garuda dan GMF merupakan potensi yang besar yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi persaingan di dunia penerbangan global.
Kunjungan resmi (official working visit) dari Wakil Presiden Swiss yang juga merupakan Swiss Minister of Environment, Transport, Energy and Communications (DETEC), Doris Leuthard, merupakan bagian dari rangkaian kunjungan diplomasi di Indonesia, setelah bertemu Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo juga menegaskan bahwa kunjungan Wakil Presiden Swiss merupakan kesempatan yang sangat baik dan berharga yang diperoleh GMF sejalan dengan target perusahaan untuk menjadi "Top 10 MRO in the World" 2020.
"Momentum ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi GMF, di mana kami berkesempatan memperkenalkan fasilitas yang dimiliki serta menggali potensi kerja sama yang mungkin dilakukan," katanya.
Juliandra menilai pasar MRO saat ini terus berkembang, tidak terkecuali di Indonesia, setidaknya ada 700 pesawat yang membutuhkan jasa MRO dengan nilai pasar sekitar 900 juta dolar AS.
Namun, dia mengatakan, GMF hanya mampu mengambil peluang pasar tersebut sekitar 30 persen.
ISebagai salah satu bagian dari agenda kunjungan kenegaraan, Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard dan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan Kamis (31/03) melaksanakan pertemuan sekaligus penandatanganan "the Renewed Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Swiss Federal Council relating to Scheduled Air Services" di Jakarta.
Pembaruan persetujuan tersebut bertujuan mengakomodasi kepentingan yang lebih luas pada Air Service Agreement (ASA) kedua negara.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan bahwa meskipun saat ini belum ada maskapai Indonesia yang terbang ke Swiss, namun perjanjian tersebut merupakan langkah awal untuk membuka peluang di masa mendatang bagi maskapai Indonesia yang akan terbang ke Swiss.
T.J010/
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016