Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Unit Pemasaran BPJS Kesehatan Pontianak Juliantomo mengatakan, sampai saat ini baru 50 persen penduduk Kalimantan Barat yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

"Saat ini tercatat jumlah peserta jaminan sosial mencapai 2.647 juta jiwa. Cakupan peserta itu baru mencapai 50 persen dari jumlah penduduk Kalimantan Barat yakni 5,3 juta jiwa," kata Juliantomo di Pontianak, Senin.

Untuk itu, pihaknya akan kembali menggencarkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan peserta BPJS kesehatan. Salah satunya dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi yang ada di Pontianak dan Kubu Raya.

"Kita sudah membuat program agar pelajar dan mahasiswa yang ada di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya menjadi target peserta jaminan sosial BPJS Kesehatan. Kami harapkan agar perguruan tinggi yang ada di Kota Pontianak dan Kubu Raya bisa menjadi peserta jaminan sosial BPJS Kesehatan," tuturnya.

Dia mengatakan, hal itu sudah disampaikannya secara langsung saat berdiskusi dengan sejumlah perguruan tinggi di kedua wilayah tersebut.

Juliantomo menyebutkan, ajakan itu disampaikan karena untuk memperluas jumlah kepesertaan.

Juliantomo pun menuturkan perguruan tinggi merespon baik ajakan dari BPJS Kesehatan untuk mengikutsertakan mahasiswanya menjadi peserta jaminan sosial.

"Pada intinya, beberapa perguruan tinggi yang ada sudah menerima dengan baik rencana ini, namun tidak bisa sekarang. Tidak menutup kemungkinan tahun depan saat tahun ajaran baru," katanya.

Dia tidak menampik jika ke depannya akan dilakukan kerja sama antara BPJS Kesehatan dan perguruan tinggi di Kalimantan Barat.

"Ke depannya bisa saja ada MoU dan semua perguruan tinggi ikut, tetapi melihat ketersediaan anggaran dari masing-masing perguruan tinggi. Karena ada perguruan tinggi yang sudah memberikan asuransi kesehatan bagi mahasiswanya di luar BPJS," katanya.

Sebelumnya, kata dia, kerja sama itu sudah terjalin antaranya Universitas Tanjungpura. Untuk iuran para mahasiswa ini masuk dalam kategori kepesertaaan mandiri kelas III, yakni sebesar Rp25.500 per bulan dan iuran tersebut masuk dalam anggaran universitas alias tidak membebani mahasiswa.

BPJS Kesehatan memilih Untan karena universitas ini didukung dengan adanya program studi kedokteran yang dilengkapi klinik kesehatan dan rumah sakit.

Klinik kesehatan dan RS di Untan memiliki fasilitas yang memadai seperti peralatan medis modern dan tersedia dokter-dokter ahli.

Terkait sumber dana berasal dari APBN dan mulai akan disalurkan pada tahun ajaran baru 2016/2017 ini dengan prioritas utama adalah 1.000 mahasiswa Bidik Misi dari total mahasiswa baru sebanyak 6.000 orang dan 32.000 mahasiswa Untan saat ini.

Bidik Misi adalah mahasiswa yang terpilih berdasarkan nilai akademik di atas rata-rata selama menempuh SMA tetapi minim biaya pendidikan. "Prioritas berikutnya adalah membidik mahasiswa yang kesulitan biaya pendidikan," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016