Sekadau (Antara Kalbar) - Sejumlah perwakilan elemen masyarakat, suku, agama dan ormas bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) mengikuti upacara deklarasi Nusantara Bersatu Bhinneka Tunggal Ika Sekadau di lapangan sepakbola Ej Lantu, Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat Rabu (30/11).

Bupati Sekadau Rupinus sebagai inspektur upacara dengan pembacaan deklarasi kebangsaan dalam rangka menjaga kebhinekaan dan cinta damai oleh Letkol Arm I Gusti Agung Pitu Sujarnawa selaku Dandim 1204 Sanggau-Sekadau serta pembacaan amanat Gubernur, Kapolda dan Pangdam XII Tanjung Pura Kalbar oleh Kapolres Sekadau AKBP Yury Nurhidayat S Ik MH.

"Kita harapkan, kesatuan dan persatuan tetap terjaga seperti yang diucapkan dalam ikrar terwujudkan di Kabupaten Sekadau. Sekadau sudah aman, kebhinekaan merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa, dan kebhinekaan menjadi pemersatu bukan pemecah belah," ujar bupati.

Tampak Wakil Bupati Aloysius, Sekda, Johanes Jhon, serta para kepala Dinas, Camat, Kepala Desa, dan perwakilan siswa siswi SMU di Kabupaten Sekadau turut menghadiri deklarasi Nusantara itu.

"Pemkab Sekadau selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memantau situasi di masyarakat, dan sampai saat ini masih tetap kondusif. Kita juga mengingatkan kepada masyarakat diminta untuk tidak mengekspos konten berbau SARA di media sosial, yang mengandung provokasi antarumat, suku dan sekelompok, untuk mengajak, berbuat hal yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat," lanjutnya. 
Dia memaparkan jika peran tokoh agama, adat dan budaya diharapkan mampu memberikan himbauan maupun informasi yang menyejukan bagi masyarakat

"Para tokoh masyarakat, agama dan budaya diminta untuk tidak mengajak masyarakat untuk ikut-ikutan dalam kegiatan yang dapat menimbulkan perpecahan," tutupnya.

Sementara itu, Letkol Inf. I Gusti Agung Putu Sujarnawa selaku Dandim 1204 Sanggau – Sekadau menegaskan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar memiliki kekayaan alam, adat budaya yang luar biasa.

Meski demikian, saat ini ibu pertiwi Indonesia menangis dikarenakan bangsa Indonesia mulai kehilangan jati diri.

"Dimana masyarakat mudah terprovokasi dan terhasut sehingga muncul perpecahan, untuk itu kita mengimbau masyarakat tidak mudah terpancing isu yang bisa memecah belah NKRI," ungkap Dandim.
Agung mengajak seluruh elemen masyarakat melalui apel nusantara, untuk bersatu dan kembali kepada jati diri bangsa Indonesia, dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan disegani bangsa-bangsa lainnya.

"TNI dan kepolisian serta Pemerintah Kabupaten Sekadau terus berkoordinasi memantau situasi di masyarakat," paparnya.

Sementara Kapolres Sekadau AKBP Yury Nurhidayat S.Ik MH menyatakan sampai saat ini situasi di Kabupaten Sekadau sejauh ini masih kondusif.

"Kepolisian bersama TNI, pemerintah tokoh masyarakat, agama dan ormas, secara bersama memantau perkembangan di masyarakat," ujar Yury.

Ditegaskan ia, tugas menjaga keamanan di masyarakat bukan hanya tugas kepolisian, namun juga tugas bersama baik TNI, pemerintah dan masyarakat di lingkungan masing-masing.

"Melalui apel nusantara bersatu diharapkan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Sekadau tetap menjaga kebhinekaan dan keberagaman serta menjaga situasi kondusif yang sudah terjalin saat ini," pungkasnya.

Puncak dari kegiatan dilakukan penandatangan deklarasi kebangsaan  dalam rangka menjaga kebhinekaan dan cinta damai oleh Welbertus Wily (Ketua Harian Dewan Adat Dayak), H. Julkifli Hs (Wakil Ketua Majelis Adat Budaya Melayu), Aphin (Ketua Harian Majelis Adat Budaya Tionghua), Misbah Udin (Ketua Paguyuban Jawa), Gasfar (Ketua Persatuan Masyarakat NTT), Ali Suharman (Ketua Paguyuban Minang), serta Marifin Manulang  (Perwakilan Paguyuban Batak) di Kabupaten Sekadau. Akhir upacara, pasukan TNI dan Polisi mengadakan lomba lari polisi gendong TNI dan TNI gendong Polisi bentuk kebersamaan menjaga NKRI. 

Pewarta: Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016