Pontianak (Antara Kalbar) - Ribuan umat Muslim yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam Kalimantan Barat, Jumat siang mendatangi Mapolda Kalbar, guna menyikapi aksi penolakan sekelompok orang terhadap kehadiran Wakil Sekjen MUI Teuku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi.

"Kedatangan Wasekjend MUI ke Sintang atas undangan resmi Bupati Sintang, Jarot Winarno dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Athaillah saat menyampaikan orasinya di Mapolda Kalbar.

Ia menjelaskan, kedatangan mereka ke Mapolda Kalbar untuk menyampaikan sikap dan mendesak Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Musyafak agar menangkap pelaku pengusiran dan kekerasan terhadap KH Teuku Zulkarnain yang akan melaksanakan ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW, di Sintang.

"Karena pelaku tersebut telah melanggar Undang-undang pidana tentang pengancaman dengan menggunakan senjata tajam," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mendesak kapolda Kalbar untuk memproses kapolres Sintang karena terkesan melakukan pembiaran terhadap aksi tersebut, serta mendesak PT Angkasapura II untuk memproses kepala Bandara Susilo Sintang yang telah membiarkan sekelompok orang yang masuk ke dalam objek vital bandara dengan membawa senjata tajam.

"Kami juga mendesak legislatif dan eksekutif untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok-kelompok yang melakukan intoleransi dan mengganggu keamanan beribadah umat Islam," katanya.

Ia juga mengingatkan, kepada Rakyat Indonesia khususnya masyarakat Kalbar hendaknya saling menjaga keutuhan NKRI dan waspada terhadap kebangkitan ideologis komunis di Indonesia khususnya Kalbar.

"Kami berharap tuntutan yang disampaikan tersebut ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Apabila tidak ditindaklanjuti, kami akan melakukan aksi serupa lagi," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah sejumlah komponen di Kabupaten Sintang, Kalbar telah mengadakan pertemuan terkait aksi penolakan sekelompok orang terhadap kehadiran Wakil Sekjen MUI Teuku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi.

Wakil Bupati Sintang Askiman menuturkan bahwa kejadian di bandara tersebut merupakan gerakan spontanitas dan bukan terencana. "Ini terjadi akibat adanya kesalahpahaman informasi yang didapat oleh kelompok tertentu, sehingga menimbulkan pemikiran yang kurang mengenakan," katanya.

Sebelumnya, pada Kamis (12/1) sekitar pukul 09.00 WIB, telah terjadwal pelantikan Ketua DAD Kabupaten Sintang. Dalam pelaksanaannya, semua panitia dan pengurus menunggu kedatangan Gubernur Kalbar Cornelis, sebagai Ketua Majelis Adat Dayak Nasional. Kemudian sejumlah panitia melakukan penjemputan ke Bandara Susilo Sintang.

"Ternyata sampai di bandara baru diketahui bahwa gubernur tidak jadi datang, karena ada kegiatan kedinasan lain," katanya.

Sesampai di bandara, lanjut Askiman, mereka mendapatkan informasi ada Sekjen FPI yang datang ke Kota Sintang. Sehingga mereka secara spontan mengumpulkan massa untuk melakukan penolakan. Mereka meyakini bahwa Zulkarnain adalah Sekjen FPI.

Karena itu, secara spontan mereka masuk dari terminal kedatangan bandara, langsung mendekati pintu pesawat, dan berorasi menolak kedatangan Zulkarnain, yang akan mengikuti tablig akbar di Kota Sintang, Sekadau, Sanggau serta Melawi.

Penolakan tersebut membuat Zulkarnain tidak bisa turun dari pesawat dan kembali ke Pontianak, membatalkan kegiatannya.

Karena itu, kata Askiman, setelah dilakukan pertemuan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), para tokoh FKUB pun sepakat mengeluarkan pernyataan sikap bersama yang lahir tanpa paksaan.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017