Pontianak (Antara Kalbar) - Maraknya permainan layang-layang bertali kawat mengancam keberadaan saluran transmisi 150 kV sistem Khatulistiwa yang mensuplai listrik di Kota Pontianak - Kubu Raya - Mempawah - Singkawang - Sambas - Bengkayang.

Hal tersebut mendorong petugas PLN Transmisi Gardu Induk (Tragi) Singkawang melakukan razia secara mandiri di sekitar lokasi di daerah Sei Wie Singkawang.

Menurut Manajer AP2B Kalbar, Ricky Cahya Andrian, sekitar 80 persen gangguan di jaringan transmisi disebabkan oleh kawat layang-layang. SUTT yang terganggu akan menyebabkan pemadaman di 6 kabupaten/kota yang terinterkoneksi 150 kV.

"Lokasi gangguan layang-layang saat ini sudah tersebar selain di kota Pontianak juga di kota Mempawah dan kota Singkawang," ujar Ricky.

Lebih lanjut dijelaskannya, gangguan yg terjadi biasanya dimulai pada jam 15.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Sementara itu menurut Sanusi (36), salah seorang warga yang berdomisili di sekitar Tragi Sei Wie mengatakan bahwa saat ini di kota Singkawang cukup banyak pemain layang-layang, salah satunya padang rumput disekitar PLTD Sei Wie.

Ia melanjutkan, keberadaan pemain layang-layang cukup meresahkan karena dapat mengakibatkan gangguan listrik hingga menyebabkan padam.

"Kami berharap pemerintah kota Singkawang mengeluarkan Perda larangan bermain layang-layang didalam kota Singkawang seperti yang dilakukan oleh Walikota Pontianak dan Bupati Kubu Raya," ujarnya.

Serta menurunkan aparat Satpol PP dan Kepolisian untuk menertibkan pemain layang-layang. "Jangan sampai sudah terjadi kecelakaan dan merugikan banyak pihak baru bertindak," tegas Sanusi.

Jaringan transmisi SUTT 150 kV sangat rentan terhadap kawat layang-layang. PLN AP2B Kalbar melalui bagian K2LH (Keselamatan Ketenagalistrikan dan Lingkungan Hidup) yang bertanggungjawab terhadap keberadaan jaringan tersebut kerap melakukan upaya persuasif dengan mendatangi warga dan pemain layang-layang untuk tidak bermain dilingkungan instalasi PLN, sebab dapat mengganggu pasokan listrik kepada masyarakat.

Pemadaman secara meluas yang disebabkan oleh kawat layang-layang tentunya berdampak buruk serta merugikan masyarakat. "Mari kita peduli terhadap keberadaan listrik. Hindari bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali kawat," demikian Ricky.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017