Pontianak (Antara Kalbar) - Perempuan memegang peranan penting dalam sistem pertanian berkelanjutan di Kalimantan Barat, kata Penanggung Jawab Program Konsorsium Perempuan untuk Keberlanjutan Penghidupan Kalbar, Laili Khairnur di Pontianak, Selasa.

"Peran petani perempuan dalam kegiatan produksi usaha tani cukup besar. Berdasarkan data yang dihimpun, petani perempuan tidak hanya terlibat saat mulai menanam padi namun juga ikut serta dalam pemeliharaan hingga selesai panen," ujar Laili Khairnur saat media briefing di Pontianak, Selasa.

Laili menjelaskan dalam program pendampingan terhadap perempuan petani, korsorsium melibatkan 500 orang dari dua wilayah di Kalbar.

Setelah memantau kondisi petani di lapangan, Laili melihat usaha tani padi saat ini, terutama di wilayah program, adalah pada kondisi transisi dari usaha tani yang bersifat subsisten kearah usaha tani yang bersifat komersial.

"Usaha tani yang bersifat subsisten ditandai dengan penggunaan teknologi yang kurang berkembang dan penggunaan hasil produksi yang beriorientasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan usaha tani yang bersifat komersial ditandai dengan teknologi yang berkembang serta berorientasi pasar pada hasil produksinya," kata dia.

Laily menambahkan bahwa berdasarkan "baseline survey" yang dilakukan Konsorsium Perempuan ada beberapa persoalan yang muncul di lapangan. Misalnya jika dilihat dari perkembangan perubahan sosialnya, masyarakat terutama petani di wilayah ini, memang sedang berubah.

Selain itu juga bahwa perkembangan yang tidak berimbang antara tingkat penggunaan teknologi dengan pemahamannya terhadap komponen teknologi tersebut.

"Misalnya saja penggunaan herbisida dalam kegiatan produksi usaha tani yaitu dalam persiapan lahan. Data di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan herbisida relatif tinggi terutama untuk kegiatan persiapan lahan. Sehingga penggunaan terhadap bahan ini dalam beberapa tahun terakhir menjadi sangat meningkat," paparnya.

Konsorsium Perempuan untuk Keberlanjutan Penghidupan sendiri terdiri dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Swadaya dan Mandiri, Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita Borneo (PPSW-Borneo), Yayasan Dian Tama Pontianak, Lembaga Swadaya Masyarakat Simpai Kapuas dan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK).

Dalam media briefing tersebut panitia Konsorsium Perempuan Keberlanjutan Penghidupan Kalbar menghadirkan Kepala Dinas Pertanian dan TPH, Akademis Universitas Tanjungpura, pedamping petani dan sejumlah jurnalis di Kalbar.

(U.KR-DDI/T011)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017